Quantcast
Channel: LIVING ROOM
Viewing all 249 articles
Browse latest View live

Berburu Gelato di Gusto

$
0
0
Bali bagaikan selalu bermusim panas karena banyaknya pantai yang mengelilinginya. Apa yang paling kalian cari di cuaca panas? Kalau saya biasanya es krim. Namun karena saat itu sedang berada di Bali dan adik saya menyarankan untuk mencicipi salah satu gelato yang katanya enak, maka saya segera menyempatkan mampir ke Gusto Gelato di Seminyak.

Jalanan di sekitar lokasi Gusto cukup padat dan gersang. Namun setelah memasuki parkir motor Gusto di bagian belakang, suasana berubah sejuk. Halaman belakang Gusto Gelato cukup rindang. Ada beberapa pohon dan banyak payung-payung dengan pengunjung yang tertawa riang di bawahnya. 

Masuk ke lokasi ordernya pada bangunan utama, saya kaget karena di dalam ternyata sangat ramai. Rupanya antusiasme warga maupun turis lokal tehadap Gusto Gelato sangat tinggi. Antrian seperti yang saya lihat ini pasti sering terjadi pada akhir pekan dan musim liburan. Pak Gusto dan istrinya sedang berada di sana namun nampaknya sibuk berbincang dengan tamunya. Niat untuk menyapa pun saya urungkan. Sebenarnya saya ingin mendengarkan cerita mereka secara langsung mengenai perjalanan membesarkan Gusto Gelato. Awalnya Gusto hanya bisnis gelato gerobakan lho. Jika tak salah, Pak Gusto berasal dari Italia kemudian menetap di Bali.

Setelah mengamati list harga yang membuat teman saya tercengang karena tak semahal yang dibayangkannya, kami membayar pesanan di kasir dan segera memasuki arena perburuan. Di sana kami harus berebut supaya mendapat perhatian karyawan Gusto. Mereka cekatan memenuhi permintaan pelanggan. Jika sudah ditanyai apa pesanan kita maka tak lama kemudian gelato akan segera sampai ke tangan. Bagian terlama sebenarnya adalah memilih varian rasa yang akan kita pesan. Pengennya sih nyobain semuanya. Satu cone dengan dua scoop gelato hanya 24k.

Kami memilih duduk di luar karena tempat duduk di dalam sedang penuh, sedang ramai-ramainya. Suasana di luar lebih damai dan tenang, pas untuk menikmati gelato yang manis dan adem. Sebenarnya duduk di dalam juga nyaman karena ruangannya ber-AC dan tempat duduknya empuk. 

Kami pun berbincang mengenai rencana perjalanan selanjutnya sembari menandaskan gelato dengan cepat karena saking enaknya. Tekstur gelato Gusto bisa jadi sama dengan yang lain, namun rasanya sangat berbeda, benar-benar sesuai dengan nama variannya dan tingkat kemanisannya pas. Warnanya juga lebih alami. Kelebihan lain dari Gusto Gelato adalah buatan rumahan alias home made dan tidak berpengawet. Ibaratnya beginilah rasa gelato yang selalu saya bayangkan. Dengan jujur dan penuh keberanian saya nyatakan bahwa gelato di Gusto adalah gelato terenak yang pernah saya nikmati. Apalagi harganya di bawah gelato lain yang rasanya tidak seenak itu. Pak Gusto, buka cabang di Jakarta dong :)

Gusto Gelato juga menyediakan aneka menu makanan dan camilan lainnya. Gelato merupakan menu utamanya. 

Jangan lupa mampir ke sini ya kalau ke Bali, rugi lho nggak nyobain gelato seenak ini:
Gusto Gelato&Caffe
Jl Mertanadi No. 46 Seminyak
gusto.delateria@gmail.com
www.gusto-gelateria.com (visit the web to see more about Gusto Gelato)
085100522190

JFW 2016 Day 1 Norma Hauri: VISIONARY

$
0
0
Assalamualaikum, 
Halo halo, sekarang rasanya sudah agak telat ya posting mengenai Jakarta Fashion Week. Tapi nggak apa lah ya saya tetap posting aja. Supaya usaha pergi ke sana dan pepotoannya ada jejaknya. Pada post ini saya akan membagi detail foto peragaan busana Norma Hauri yang semakin mantap di jalur haute couture. Saya suka sekali dengan gaun-gaun ala Eropa yang mengembang itu. Tak hanya gaun, beberapa koleksi yang diluncurkan juga mengarah ke pakaian yang wearable, mengandung unsur desain yang sedang trend saat ini tanpa meninggalkan ciri khas Norma Hauri. Penggunaan material yang elegan membuat desain simpel tersebut tak tenggelam diantara gaun-gaun lainnya. Jika biasana perancang busana menggunakan headpiece yang menarik perhatian, maka begitu pula Norma Hauri, ia menggunakan hijabstyling yang sangat unik pada bagian belakang model. Terkesan kaku melengkung ke belakang, menarik perhatian.
Dibuka dengan gaun yang sangat elegan bak lady di Eropa zaman dahulu dan ditutup dengan gaun white silk taffeta, Norma Hauri seolah menyajikan makanan pembuka dan penutup terenak sesuai harapan para tamu yang datang ke rumahnya. Kabarnya  gaun penutup tersebut dilukis dengan tangan oleh Angga Handa Pratama. Kolaborasi karya seni yang apik. 

Sehari sebelumnya saya baru menonton film Crimson Peak yang dibintangi Mia Wasikowska, jadi ingatan tentang gaun-gaun mengembang yang menawan ini masih benar-benar melekat di ingatan saya. Gagal move on deh :)

JFW2016 Day 1 I.K.Y.K: Poetic Warrior

$
0
0
Apa yang terpikirkan ketika melihat koleksi ini? Jika saja tak membaca judulnya apakah akan terpikirkan bahwa tema yang diangkat oleh I.K.Y.K adalah tentang ksatria? Ketika peragaan IKYK dimulai, model mengenakan ikat kepala seperti yang dipakai Wiro Sableng (generasi 90an pasti tahu). Bingung mengira-ngira apakah pendekar atau suku indian yang diambil sebagai mood board oleh IKYK, akhirnya saya tahu jika koleksi ini justru mendapat muse dari ksatria Jepang. Gong penutup koleksi sangat kental kejepangannya dengan kabuto headpiece.

Pertama kali tahu IKYK ketika palazzo pants/celana kulot mulai menjadi trend dan IKYK termasuk yang memperoduksinya dengan cutting yang bagus. Meski IKYK bukan label fashion hijab, saya cukup sering melihat-lihat koleksinya.  Pada dasarnya koleksi IKYK selalu terlihat seperti pakaian yg basic, namun cuttingnya selalu unik. Itu yang membuatnya berbeda dari yang lain. Musik pengiring peragaan busana ini sangat menyenangkan sekali. Saya merasa terhibur dari rutinitas dengan menyaksikan JFW kali ini. Kreatifitas yang ditampilkan designer dari menentukan mood board, muse, mendesign, memilih kain, menentukan backsound dan menampilkannya tentu sangat menguras energi, pikiran dan tentu saja waktu. Namun semua itu akan terbayar dengan kepuasan atas usaha terbaik yang mereka berikan, yang disambut hangat oleh media, pelanggan, penggemar dan bahkan orang-orang yang menuliskan pada laman pribadinya seperti saya ini. 

Silakan simak video versi lengkap dari rekap JFW 2016 hari pertama yang berhasil saya rekam:

Shades of Autumn, Saturday at Bintaro Exchange Park

$
0
0
Halo. Semoga teman-teman semua sedang menikmati akhir pekan dengan orang-orang tersayang. Cuaca akhir-akhir ini sudah didominasi hujan. Dedaunan yang tadinya coklat atau kemerahan tiba-tiba menghijau. Saya yang sudah lama mengincar spot-spot foto dengan background pohon bambu mini yang rimbun kecoklatan tiba-tiba mendapati lokasi tersebut sudah menghijau. Sebelum semua semakin hijau, saya sempatkan main foto-fotoan walaupun sudah menjelang sidang proposal penelitian. Yah, meski harus dilakukan di spot yang lain, efek ala ala autumnya masih dapat dikit. 

Saya berencana membuat postingan di taman-taman untuk hari Sabtu. Semoga bisa terlaksana. Travelling seringkali diidentikkan dengan perjalanan jauh. Padahal kadang bukan pikiran fresh yang didapat sepulang dari perjalanan, bisa jadi rasa lelah justru semakin menyiksa. Saya yang sedang jarang jalan-jalan jauh sedang berusaha menikmati apa yang ada di sekitar dengan berjalan-jalan di sekitar Bintaro saja. Beberapa waktu yang lalu saya sempat berjalan kaki dari Pasar Modern Bintaro ke McDonald. Tak sengaja saya menemukan pohon yang berbunga merah, seperti warna musim gugur di negara 4 musim. Selain itu saya juga lebih memperhatikan design-design arsitektur rumah tetangga. Saya baru 3 bulan di lingkungan ini, belum bosan dengan rumah tetangga yang unik-unik, kebanyakan bergaya Eropa. Maka rumah mereka saya foto. Hal-hal yang saya temukan di keseharian tersebut biasanya saya unggah di instagram. Please follow my instagram if you want to, @nianastiti. Hal-hal kecil tersebut ternyata berhasil membuat saya senang dan bersyukur karena saya tinggal di area yang relatif bebas polusi dan tentu saja masih banyak keindahan yg bisa dinikmati di dalamnya. Maka muncullah ide berkunjung ke taman tiap Sabtu.

Sabtu lalu saya bermain-main di Taman Bintaro Exchange Mall. Sebenarnya saya cukup sering ke mall ini karena menjadi member gym yang ada di sana. Saya suka melihat taman-taman hijau yang bersih dan terawat, karena Ayah saya suka berkebun dan merapikan tanaman-tanamannya. Jadi serasa menemukan sedikit bagian dari rumah saya ketika melihat taman yang tertata dan asri apalagi luas sekali seperti Taman Bxc. 

Bagi yang punya anak kecil, wajib banget mencoba mengajak anak-anaknya bermain ke Taman Bxc. Biasanya anak kecil akan sangat senang dan berlarian ke sana kemari karena merasa bebas di area outdoor yang luas dan hijau. Bahkan kadang ada keluarga yang piknik di sana dengan membawa tikar dan bekal makanan di pagi hari, terutama saat akhir pekan. Tapi ingat jangan buang sampah sembarangan ya, meski ada petugas kebersihan. 

Akses menuju Bxc juga cukup mudah. Bisa menggunakan Commuter Line. Turun di Stasiun Jurangmangu, tinggal menyebrang dari sana untuk menuju Bxc Mall. Ada arena ice skating juga lho di Bxc.

What I wear:
Headscarves: Hijab Princess // Long Shirt: New Look // Outer: Schoncouture // Bracelet: Jingga Pernik// Sling Bag: Les Femmes// Jeans: Uniqlo // Sneakers: Converse//  

Warna musim gugur yang biasanya didominasi dedaunan coklat yang kemerahan saya masukkan dalam pilihan pakaian yang saya kenakan. Dengan hijab dan sling bag warna merah dan long skirt yang warnanya sangat pas untuk autumn, saya menambahkan outer yang seperti coat berwarna coklat untuk kesan netral dan kalem. Outer yang biasanya digunakan untuk menghalau dinginnya angin musim gugur justru membuat saya kepanasan dan berkeringat tak karuan karena matahari sudah sangat terik padahal baru pukul 09:00. Seperti slogan beauty is pain, maka begitulah kira-kira penderitaan dibalik foto-foto kali ini, demi terlihat kece. Converse high ankle sneakers dan celana uniqlo berwarna coklat muda saya pilih karena warnanya senada dengan luaran yang saya pakai dan untuk menetralisir warna merah supaya tidak terlalu mencolok. Senakers ini saya beli tahun 2011. Ternyata masih awet sampai sekarang dan nggak nyangka masih cocok aja dipakainya. Lumayan, semacam investasi di sepatu. Yak, begitulah kira-kira bagaimana rasanya menikmati musim gugur di Bintaro.

Happy weekend! 

Nailed it!

$
0
0
Hello Ladies (and gentlemen if you want to read this post too :p),

Di post ini saya mau ngomongin tentang mewarnai kuku! Karena mewarnai buku bergambar untuk dewasa akhir-akhir ini sedang banyak diminati, saya jadi inget salah satu aktifitas menyenangkan ini. Udah lama banget nggak kutekan. Berawal dari teman saya yang iseng beli kuteks. Saya iseng juga ikutan mengecat kuku tangan saya satu per satu hingga warna fuschia gonjreng menghiasi kesepuluh kuku tangan saya. Lihat kuku yang warna warni bikin happy. Mood pun membaik.

Kalau lagi bad mood tanpa penyebab yang jelas, merasa ada yang salah melulu, lagi labil atau nggak tahan sakitnya menstruasi, cobain deh kutekan atau make up-an sendiri di rumah. Hal-hal gratisan tersebut lumayan efektif untuk boosting mood jadi lebih happy. Bagi yang muslim paling pas maenan ini kalau sedang datang bulan. Karena kita bisa membiarkan kuku kita berwarna-warni untuk berhari-hari. Rasanya jadi tambah cantik (at least for ourself) meski cuma nambah warna di kuku.

Saya nggak akan ngomongin tips menghias kuku yang cantik dan unik karena saya emang nggak bisa. Tapi intinya saya mau sharing kalau hal ini bisa banget dijadikan me time untuk kalian juga saat bad mood. Just try it ;)

Kegiatan ini bikin inget waktu masih SD dulu suka numbuk daun pacar bareng teman-teman supaya kuku-kuku jadi oranye atau merah. Masih seru juga ternyata dilakukan saat dewasa.
Sekarang saya sudah beli sendiri nih kuteksnya. Saya pakai brand maybelline untuk kuteksnya (37k) karena suka banget sama warna ini, meski revlon punya size yg jauh lebih besar dengan harga 41k saja. Nail remover yg saya pilih dari revlon karena sizenya yang jauh lebih besar dari yang lain dengan harga yang paling affordable.

Ria Miranda Trunk Show 2016

$
0
0
Alhamdulillah tahun ini masih berkesempatan menyaksikan Ria Miranda Trunk Show 2016. Rasanya baru kemarin nonton Ria Miranda Trunk Show 2015, tau-tau udah ada trunk show lagi. Waktu terasa sangat cepat berlalu di penghujung tahun. Trunk Show Ria Miranda sudah memasuki usia ketiga dan dijadikan sebagai acuan trend apa yang akan dibawa oleh brand ini pada tahun mendatang.

Kali ini saya telat datang dan ke sana tanpa membawa invitation karena saya pikir tidak akan bisa nonton, ada kelas seharian di Bursa Efek Indonesia. Saya berangkat dari BEI pukul 16:00. Sampai di The Hall ternyata trunk show baru dimulai. Biasanya kalau show sudah dimulai, tamu undangan tidak diperbolehkan masuk. Jadi saya belanja aja di booth Ria Miranda yang sedang diskon besar. Dapat koleksi Pusako yang merupakan Resort Collection Spring Summer tahun lalu. Lumayan lah buat dipakai ke event formal. Ternyata tak cuma saya yang memanfaatkan perpindahan keramaian ke tempat trunk show, perlu perjuangan untuk mendapatkan produk yang saya suka, Produk-produk Ria Miranda yang dijual preloved di instagram juga selalu diserbu dengan cepat. Minat masyarakat terhadap brand ini sungguh luar biasa. Memang warna-warna dan motifnya yang kalem mudah membuat siapa saja jatuh hati. Apalagi kualitas materialnya sangat bagus, kain dan motifnya eksklusif hanya diproduksi untuk Ria Miranda. Untuk koleksi yang sedang dipamerkan di trunk show, baru boleh dibeli setelah trunk show selesai. Banyak lho yang membujuk Mbak penjaga booth dengan segala alasan. Ada yang bilang keperluannya sangat mendesak hingga harus pergi, ada juga yang beralasan mau ke bandara karena flight sore dan rumahnya di luar Jawa. Tapi semua ditolak dengan sopan sama si Mbak. Fans Ria Miranda nampaknya semakin membesar. Ria Miranda menyebut customer setianya dengan RMLC (Ria Miranda Loyal Costumers). Mereka sering mengadakan event khusus di instagram. 

Trunk show kali ini Ria Miranda menyajikan 4 tema. 
Classifo-Resort Collection 2016
Motif bunga tak pernah lepas dari koleksi Ria Miranda. Kali ini pun demikian. Ria Miranda memprediksi trend tahun depan akan didominasi oleh motif bunga yang besar-besar. Classifo mewakili prediksi tersebut. Motif bunga khas Ria Miranda selalu membuat kita jatuh hati, setuju kan? Saya suka sekali dengan motif ini. Nampaknya koleksi inilah yang banyak diborong pengunjung RMTS 2016. Sewaktu acara, beberapa selebriti dan hijabers yang cukup berpengaruh di sosial media telah mengenakan koleksi ini. Salah satunya adalah Shireen Sungkar dan Sarsof.
Takana - Spring Summer
Takana merupakan bahasa minang yang artinya terkenang atau teringat. Filosofinya berasal dari wanita minang yang memegang teguh adat istiadat tempat asalnya. Koleksi ini juga menjadi representasi beberapa koleksi sebelumnya yang mengangkat kain tradisional minang. Kabarnya koleksi yang mengangkat budaya minang ini selalu sold out. Saya iseng mengecek di Hijup 2 hari lalu dan benar saja kaftan dari koleksi ini sudah sold out.
Thromback-Capsule Collection 2016
Thromback merupakan singkatan dari Throw Ria Miranda Back. Filosofinya dari wanita metropolotan yang dinamis, percaya diri, atraktif dan selalu memiliki inisiatif. Motif pada kainnya merupakan kerja sama dengan ilustrator Airin Karima. Motif tersebut menceritakan perjalanan karier dan persahabatan Uni Ria sejak tahun 2008.
Kaguya-Spring Summer Collection 2016
Koleksi penutup pada trunk show kemarin adalah Kaguya yang terinspirasi dari cerita rakyat Jepang tentang Putri Kaguya. Earth tone mendominasi koleksi ini. Meski begitu, warna-warna yang ditampilkan tentu saja masih sangat manis. Cuttingnya lebih tegas dari koleksi Ria Miranda lainnya dan menyerupai kimono.

Trunk show selesai, saya buru-buru keluar, dan RMLC langsung menyerbu booth :D
Berikut salah satu cozy corner pada event kemarin, Miranda Cafe. Uni Ria sering share mengenai produk makanan atau minuman favoritnya, nah di Miranda Cafe semuanya tersedia.Selain itu sebenarnya ada juga Miranda Living yang sudah ada sejak RMTS tahun lalu.

Simak blog post dari Uni Ria Miranda di sini.

Film Bulan Terbelah di Langit Amerika, Apakah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam?

$
0
0
Hai semuanya. Mau ngomongin film bertema Islam yang baru tayang hari ini nih. Saya akan mencoba mereview menurut pendapat pribadi. Tapi perspektif yang saya tangkap hanya dari filmnya saja ya, belum pernah baca novelnya. Bagi yang sudah pernah baca novelnya, boleh lho dituliskan di kolom komentar tentang novelnya gimana.

Selasa 15 Desember 2015 lalu, saya bersama teman-teman dari Indonesian Hijab Blogger (IHB) mendapat undangan nonton premier film Bulan Terbelah di Langit Amerika (BTDLA). Kisah ini merupakan lanjutan petualangan pasangan Hanum dan Rangga (sesuai nama sebenarnya si penulis novel yakni Mbak Hanum Rais dan suaminya Mas Rangga Almahendra). Sudah tahu dong pemeran Hanum dan Rangga di Film? Iya Acha Septriasa dan Abimana, keduanya sudah tak diragukan lagi kemampuan aktingnya. Chemistrynya juga udah dapet sejak film 99 Cahaya di Langit Eropa.
Mbak Hanum dan Mas Rangga yang asli, menyambut tamu undangan/penonton premier sebelum film dimulai
Film dibuka dengan adegan perayaan ulang tahun seorang anak kecil dari keluarga muslim di Amerika. Kemudian ditayangkannya sebuah video youtube seorang gadis yang bercerita tentang ayahnya yang penyayang namun dituduh menjadi teroris pada peristiwa 11 September di World Trade Center (WTC) New York. Gadis itu mempertanyakan kepada dunia kenapa ia diperlakukan diskriminatif dan dianggap teroris hanya karena ia Islam. Kenapa orang-orang menyalahkan Al-Qur'an yang katanya mengajarkan kekerasan padahal yang Sarah tahu isi Al-Qur'an justru mendatangkan ketenangan dan memerintahkan kebaikan. Saya langsung sesak ketika melihat rekaman video itu. Meski akting pemeran Sarah kadang masih agak kaku, namun pada beberapa adegan ia tampil sangat baik.

Video tersebut sedang ditonton oleh Gertrude dan Hanum. Lalu Hanum yang saat itu bekerja di sebuah kantor berita di Wina, diberi tugas untuk menulis artikel provokatif oleh Gertrude. Judulnya “Apakah dunia lebih baik tanpa Islam?” Untuk menjawabnya, Hanum harus bertemu dengan korban tragedi 9/11 di New York, Azima Hussein (Rianti Cartwright), seorang mualaf yang bekerja di sebuah museum, dan anaknya, Sarah Hussein. Pada saat yang bersamaan, Rangga (Abimana Aryasatya) suaminya, juga ditugasi oleh Profesornya untuk mewawancara seorang milyuner dan philantropi Amerika bernama Phillipus Brown, demi melengkapi persyaratan S3 nya. Brown dikenal eksentrik, misterius, dan tidak mudah berbicara dengan media.

Saya mengira perjalanan mereka akan indah sebagaimana kisah 99 Cahaya di Langit Eropa. Namun setelah melihat video Sarah dan saat Hanum-Rangga berkunjung ke Zero Point, Hanum dilihat banyak orang dengan mata was-was dan mengancam. Saya pun menyimpulkan film ini bakal berat dan serius. Namun ternyata dugaan saya tak sepenuhnya benar. Salah satu nilai lebih film ini adalah alurnya yang tak dapat ditebak. Saya suka sekali dengan film yang jalan ceritanya tidak sesuai dugaan saya.

Di film ini Stefan (Nino Fernandez) akan tetap tampil menambah masalah Rangga sekaligus menghibur kita dengan kontradiksinya. Wajah serius dan tampan namun tindakan sehari-harinya benar-benar childish. Ia tinggal di New York bersama pacarnya Jasmine (Hannah Al Rasyid) yang sesekali akan membantu dan jadi teman sharing Hanum ketika mereka sedang bermasalah dengan pasangan masing-masing. Jasmine juga membantu Hanum hingga mendapatkan alamat rumah Azima. Namun cara Jasmine membantu ternyata belakangan mendatangkan masalah.
Semua tokoh utama film ini memiliki masalah masing-masing. Mau tahu masalahnya apa? Untuk Stefan sih masih tentang keengganannya berkomitmen, masalah Jasmine tentang keinginannya menikah dengan Stefan. Sedangkan Hanum dan Rangga bermasalah karena kesibukan masing-masing pada urusan mereka yang sama pentingnya. Hanum merasa sedang memperjuangkan nama Islam di mata dunia sehingga misinya lebih penting. Sedangkan Rangga merasa Hanum perlu sedikit rileks, ia akan menemani sitrinya namun mereka sebaiknya menyelesaikan urusan Rangga terlebih dahulu. Padahal sebelumnya Rangga tak sengaja meninggalkan map kuning yang berisi data Keluarga Azima dan Sarah, hal ini sudah membuat Hanum kesal. Dengan keberadaan Stefan yang cukup egois dan selalu mengingatkan Rangga betapa pentingnya misi mereka dan menggampangkan Hanum bisa menyelesaikan urusan sendiri, pasangan Hanum-Rangga pun harus terpisah dengan keadaan Hanum yang emosi. Lalu terjadilah kerusuhan di lokasi yang dituju Hanum, di mana ia bertemu dengan seorang yang sangat anti Islam karena istri orang itu yang bernama Anna menjadi korban peristiwa WTC. Hanum jatuh tertabrak para demonstran, handphonenya ikut jatuh hingga rusak dan tak dapat digunakan lagi.

Narasumber Rangga, Philipus Brown semula adalah seorang pengusaha yang kaya raya dan sering menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia mau. Hingga pada suatu hari anaknya sakit keras dan membutuhkan donor darah darinya. Tapi ia terlena pada pekerjaannya. Si anak pun meninggal dan istrinya meninggalkannya. Ia menyangkal apa yang dialaminya dengan semakin getol bekerja untuk menjadi semakin sukses. Untuk dapat bertemu dengan Mr. Brown, Rangga dan Stefan harus mengajukan pertanyaan yang luar biasa. Hingga tercetuslah pertanyaan "Apakah dunia akan lebih baik tanpa islam?" Mr. Brown pun menjawab pertanyaan tersebut dalam suatu kuliah umum yang izin mengikutinya dengan susah payah diusahakan Rangga dan Stefan . Namun Rangga panik setelah mendengar kerusuhan di lokasi yang dituju Hanum sehingga ia mempercayakan pada Stefan untuk menghadiri kuliah umum. Namanya juga Stefan, ia bosan di tengah kuliah umum dan tertidur dengan sunglasses. 

Ternyata sebelum tidur Stefan telah menyalakan handycam untuk merekam kuliah umum tersebut. Untuk menjawab pertanyaan Rangga, Mr. Brown menceritakan pertemuannya dengan seseorang yang bernama Hasan yang awalnya ia pikir gila. Hasan memberikan foto-foto anak-anak Suriah yang kehidupannya kurang layak dan mengajak Mr. Brown membantu mereka. Ia menyampaikan bahwa dengan membantu anak-anak itu maka Mr. Brown akan membantu dirinya sendiri. Mr. Brown tidak mengerti apa yang dikatakan Hasan dan menyuruhnya pergi. Tiba-tiba kantor Mr. Brown yang berada di WTC ditabrak pesawat. Orang-orang sibuk menyelamatkan diri, Mr. Brown asmanya kambuh, jatuh dan terinjak-injak orang. Lalu ia ditolong Hasan yang sebelumnya ia lihat sendiri mati-matian menyelamatkan Anna dan mengingatkannya akan keluarga yang menyayanginya yang menunggu di rumah. Anna adalah sekretaris Mr. Brown, ia bersikeras tidak mau bertahan hidup sehingga Hasan tak bisa lagi menolongnya. Setelah menolong Mr. Brown, Hasan kembali ke lokasi bahaya karena ada orang yang meminta tolong. Peristiwa inilah yang menjadi latar belakang perubahan Mr. Brown menjadi filantropi dan bahkan mengadopsi seorang anak dari Afrika Selatan. Ia tersentuh oleh ketulusan Hasan. Mr. Brown memiliki suatu benda yang dititipkan Hasan padanya, sehingga ia menyatakan punya hutang yang harus disampaikan pada keluarga Hasan.

Rangga yang mengamati video itu di rumah kemudian membuka file video dari Hanum yang telah bertemu Azima. Tadinya video itu mengarahkan opini Azima dan Hanum bahwa suami Azima memang seorang teroris karena ia menerima paket dari Timur Tengah tepat sehari sebelum peristiwa WTC. Rangga bingung kenapa di amplop yang dipegang Hussein tertera alamat kantor Mr. Brown. Hussein, suami Azima juga meninggalkan pesan telepon yang seolah telah siap meninggal. Hanya Sarah bersikeras ayahnya bukan teroris.

Banyak adegan yang membolak balikkan hati di sini. Misalnya ketika Hanum berjalan sendirian kemudian ia ditolong seorang biarawati dan bahkan dilindungi dari gangguan remaja nakal. Bagaimana Azima dan Sarah dibenci tetangganya hanya karena mereka muslim. Lalu kesalahpahaman Azima pada Hanum membuatnya menyuruh Hanum pergi dari rumahnya.

Berhasilkah Hanum menyelesaikan misinya? Kepingan puzzle Hasan dan Hussein akan menjadi spoiler kecil dari post ini. Keduanya berkaitan lho.

Film ini juga memiliki kelemahan yakni cara bicara Mr. Brown yang cukup pelan temponya sehingga terkesan aneh bagi saya. Mungkin tujuannya supaya pemirsa dapat menangkap bahasa Inggrisnya. Selain itu akting beberapa pemain yang masih kaku. Tapi ini subyektif saya aja sih. Kualitas gambar dari film ini sangat bagus, saya suka sekali. Keindahan Kota New York dapat terekam dengan bagus. Selain itu Acha terlihat sangat fashionable di sini.

Jika pada film sebelumnya Mbak Hanum menyentuh sisi agen muslim yang baik, pada film ini kita diperlihatkan bahwasannya hal yang mungkin malu dilakukan oleh banyak kaum muslim, yakni mengajak siapa saja yang mampu untuk berbuat kebajikan supaya berbagi, meski berbeda keyakinan. Jika mengajak kebajikan jangan ragu untuk menuju ke orang berpengaruh, karena hal tersebut bisa menjadi titik penggerak atas terbukanya hati pihak-pihak yang antipati terhadap Islam. Orang berpengaruh akan lebih didengarkan kata-katanya oleh khalayak. Sentuh hati mereka dengan kebaikan.



Mbak Hanum Rais selalu mengusung tema petualangannya di tempat-tempat yang pernah ia tinggali dengan mengangkat sudut pandang seorang muslimah. Hal ini menjadi magnet tersendiri pada setiap cerita. Film BTDLA tayang di saat yang tepat, ketika Islam sedang dianggap teroris lagi. Peristiwa Paris dan berbagai teror lain yang mengatasnamakan Islam benar-benar membuat hati saya bagai teriris rasanya. Perintah Al-Qur'an dan Sunah Rasulullah SAW yang selalu mengutamakan kebaikan dan kedamaian jadi terkaburkan oleh peristiwa-peristiwa yang mengganggu tersebut. Sedih ya jadi muslim di masa kini, bisa kena diskriminasi karena ulah orang-orang yang membawa-bawa Islam dalam tindakannya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Semestinya Islam membawa ketenangan bagi setiap pemeluknya, juga orang yang di sekitar mereka. Nah, saya dapat perspektif lain tentang masalah tersebut di dalam film BTDLA. 
Semua pihak yang terlibat dalam film maju ke depan seusai premier :)
bersama teman-teman Indonesian Hijab Blogger 

Sabtu di Dusun Bambu

$
0
0
Family and Leisure Park yang berlokasi di Lembang-Bandung ini ternyata sangat cantik dan cukup lengkap fasilitasnya lho bloggers. Bagi Bapak Ibu yang bingung mau membawa buah hatinya kemana saat akhir pekan, bisa diajak jalan-jalan di sini sembari menikmati bunga-bunga bermekaran. Anak-anak juga bisa belajar bertani di sana. Dusun bambu juga seru untuk dikunjungi dengan teman-teman atau rekan kantor. Ada beberapa arena outbond, camping dan hiking. Bagi yang suka wisata air bisa canoeing. Kalau saya dan teman-teman lebih memilih aktifitas yang paling penting dalam kehidupan umat manusia, yaitu makan di Lutung Kasarung, tempat makan yang seperti sarang burung. 

Pada intinya aktifitas utama kami di sana memang makan. Jalan-jalan di area Dusun Bambu menjadi bonus tambahan karena sudah menempuh perjalanan jauh dari Bintaro spesial hanya untuk menuju tempat ini untuk makan. Post tentang makanannya pada post terpisah. Meskipun siang sangat terik, teman-teman saya yang lucu-lucu menciptakan beberapa adegan yang membuat aktifitas jalan-jalan kami di sana sangat istimewa. Misalnya ada yang mencoba kayang sampai nggak bisa bangun hingga rambutnya yang rapi jali berhiaskan tanah dan kemudian dibantu bangun oleh teman cowok lainnya sehingga terciptalah adegan yang tak layak dilihat, ada yang jatuh saat foto berbaris (karena dese kabanyakan gaya), dan ada juga yang difoto candid ala sedang pup karena dia sedang berusaha mencari foto terbaik di spot bunga daisy. Yak, yang terakhir adalah saya sendiri. hasilnya adalah foto close up yang didominasi bunga daisy di atas. Worthed kan meski diusili? Foto teman saya tidak dipublish karena bisa-bisa saya dituntut oleh mereka jika mengunggahnya di sini. 

Dari pada sibuk main hp, lebih baik makan dan jalan-jalan keliling taman bunga bukan?
Saya senang sekali saat di sana karena bunga daisy sedang bermekaran. Ini pertama kalinya saya bisa menikmati bunga daisy dalam jumlah banyak. Bunga-bunga lainnya juga tak kalah menarik, menggoda pengunjung dengan warna cerahnya. Para penyuka bunga-bunga wajib meluangkan waktunya ke sini.

Kita akan dijemput mobil hias dari tempat masuk untuk sampai di lokasi, begitupun pulangnya akan naik mobil serupa lagi. Saat akan keluar dari area Dusun Bambu kita akan ditawari hendak menukar tiket dengan air mineral atau pohon. Karena kami ada 8 orang maka kami menukar dengan pohon dan air mineral, separuh-separuh. Pohonnya sudah ditanam oleh teman-teman saya. Alhamdulillah ya bisa turut berpartisipasi menanam pohon, A very well spent Saturday I thought. :)

Bali Sea Walker

$
0
0
Haloo,
Kembali ke Bali yuk. Kali ini saya mau napak tilas kenangan tentang Bali Sea Walker. Itu lho jalan-jalan di dasar laut dangkal dengan memakai helm yang terhubung dengan tabung oksigen di kapal. Kalau susah mengimajinasikannya, bisa membayangkan Sandy teman Spongebob yang pakai helm di Bikini Bottom, kira-kira seperti itu. Entah kenapa sea walker dijadikan salah satu kategori water sport. Padahal cuma jalan aja di dasar laut. Biasanya sea walker dipilih oleh orang-orang yang tak jago berenang dan takut diving seperti saya, juga oleh mereka yang tak puas snorkling tapi belum move on ke diving karena mahal.

Awalnya saya enggan untuk mencoba olahraga air ini, tapi teman saya sepertinya sangat bersemangat untuk mencobanya dan bahkan sekalian mau ambil paket video. Saya merasa agak gimana gitu, rasa-rasanya paket video ini diperuntukkan untuk penganten baru yang lagi honeymoon. Tapi Bli-Bli guidenya mendukung teman saya dengan menyatakan banyak turis non honeymoon yang mencoba sea walker dan ambil paket video juga. Saya akhirnya mengiyakan jua. Kemudian pasrah mengantri ke bagian baju diving.
Kami diantarkan dengan perahu mesin menuju ke tengah laut. Di perjalanan itu saya lupa akan rasa takut karena ada sepasang turis Korea yang lucu. Mereka sedang honeymoon, si cowok sepertinya suka tantangan, sedangkan si cewek sudah ketakutan setengah mati padahal baru di perahu saja, belum ada aktifitas apa-apa. Akhirnya kami bercanda supaya si Unnie Korea sedikit relaks. Ngomong-ngomong saya jadi ingat kalau saya selalu hampir mabuk setiap naik perahu yang berbahan bakar solar seperti ini. Saya sudah mengamatinya setiap kali harus menyeberang pulau dengan akomodasi ini. Tapi jangan minum antimo deh, tahan aja. Daripada ketiduran di dasar laut kan.

Perahu bersandar ke kapal yang agak besar. Dengan sempoyongan saya sok kuat naik aja ke atas kapal. Di sana terdapat belasan tabung oksigen yang besar. Kami diminta memakai alat yang seperti piring tapi bolong tengahnya. Dipasang di leher. Lalu kami diberi sepatu diving. Saya yang masih agak mual pura-pura excited mau turun ke dasar laut. Teman saya tiba-tiba agak ragu ketika kami diminta mulai turun ke dasar laut. Saya yang terlanjur pura-pura excited segera mengorbankan diri untuk turun duluan. Menuruni tangga kapal dengan hati-hati, menapaki tangga keempat saya dipasangi helm ala Sandy. Ternyata agak berat ketika masih di udara. Namun setelah dibawa ke air laut rasanya jadi jauh lebih ringan. Saya masih bisa bernafas dengan bebas di dalam air berkat si helm. 
Anak tangga yang saya tapaki tau-tau habis. Saya berusaha supaya kaki saya segera mendarat ke dasar laut yang masih agak jauh dari permukaan laut dangkal itu. Jadilah saya melayang-layang. Saat panik hendak menyergap karena tak jago berenang, tau-tau Bli Guide menarik saya ke dasar laut dan menyuruh saya berpegangan pada area sea walker. Rasanya lega. Menyenangkan. Barangkali itulah si adrenalin, serotonin, endorphin dan segerombolannya yang muncul dari dalam diri. Mungkin kepanikan yang mendebarkan inilah olahraganya. Sensasinya sama kan antara olahraga dan deg-degan? Memicu jantung bekerja optimal.

Sambil memperhatikan ikan yang hilir mudik ke sana kemari, sok sibuk di depan mata, saya bingung kenapa Bli Guide yang tadi menolong saya kok menghilang. Lalu saya ingat atas keberadaan Indhi yang masih di permukaan sana, sepertinya si Bli segera menjemput Indhi yang mungkin sudah menuju area melayang-layangs selepas anak tangga terakhir seperti saya tadi. 

Akhirnya kami berdua bertemu kembali di dasar laut, dengan katroknya saya ngomong ke Indhi karena sudah terlalu rindu atas perpisahan kami. Padahal mau berteriak sekeras apapun, Indhi nggak bakalan tahu saya ngomong apa. Helm oksigen kedap suara. Sepertinya Indhi juga ngomong sendiri sih, tapi kayaknya saya yang lebih sering kelepasan neriakin Indhi atau ngajak ngomong. Kegembiraan di dalam kebodohan itu terhenti sejenak. Kami diajari bahasa isyarat yang mirip per-diving-an. Sayangnya isyarat dengan mengacungkan jempol seperti memuji makanan enak merupakan pertanda minta naik ke atas. Saya hampir salah menggunakannya beberapa kali, untung saja saya tidak dinaikkan ke atas. Oke yang sebenarnya menggunakan jempol dan telunjuk yang membentuk lingkaran itu lho.

Kami dibekali roti tawar yang dibungkus plastik dan diselipkan di lengan. Ternyata roti ini digunakan untuk memberi ikan, supaya ikan-ikan mendekat ke kami. Mungkin karena sudah sering berinteraksi dengan manusia, beberapa di antara ikan ini suka sekali bermain dengan tangan.
Selanjutnya kami berjalan-jalan sempoyongan ria berkeliling area sea walker. Jalannya ditemani ikan-ikan lucu dan kuda laut yang sesekali muncul entah karena remahan roti atau kebetulan lewat saja. Kadang kami diminta berhenti untuk diabadikan dalam video yang akan kami kenang seumur hidup dalam persahabatan ini. Sadar diri saya rese jadi bersyukur banget masih punya teman berpetualang mengarungi dasar samudera gini:')

Sea walker mendatangkan kepuasan tersendiri bagi saya karena bisa melihat-lihat dasar laut tanpa berenang dan bahkan bisa bernafas bebas. Ikan dan biota laut lainnya yang kami lihat juga cantik-cantik, memanjakan mata. Jadi kalau sudah terlanjur main-main ke water sport di Benoa atau area lainnya, cobain sea walkernya sekalian. Seru tapi nggak esktrim ;)
Kayaknya lebih seru kalau nonton video kami aja ya, kira-kira begini nih :D

Informasi tambahan:
Kami menggunakan jasa resort Ciwa Sampurna di Benoa untuk menikmati water sport. Kenapa memilih agen wisata tersebut? Karena dijanjikan akan diberi harga lokal oleh teman saya yang aseli Bali.
Untuk menuju lokasi tidak ada transportasi umum. Kami menggunakan sepeda motor pribadi. Di Bali banyak disewakan sepeda motor dan mobil.

Paket sea walker termasuk video: Rp 400.000 (normal price) per orang
Bawa kamera under water atau case under water untuk kamera sendiri supaya lebih murah :)

The world under the sea is as enchanted and mystical as the world above the mountain.
-Nia-

Makan di Sarang Burung Lutung Kasarung Dusun Bambu

$
0
0
Ngomongin sarang burung jadi inget Pangeran Palasara yang merawat anak burung di atas kepalanya. Ia rela rambutnya dijadikan sarang burung supaya anak-anak burung itu bisa bertahan hidup hingga bisa terbang. Kalau masa kecil kalian juga diisi dengan membaca buku cerita bergambar tentang budi pekerti hadiah Dancow, itu artinya kalian seumuran dengan saya. Tapi tenang saja, meski judulnya makan di sarang burung Lutung Kasarung, kami tidak makan-makan di atas kepalanya Lutung Kasarung. Lagian Lutung Kasarung kan Dewa ya ceritanya, nggak sopan banget makan di atas kepalanya. Kalau Lutung Kasarung yang ini merupakan area yang dibangun menyerupai sarang burung di dusun bambu didirikan di atas pohon dan dibuat besar-besar yang dapat menampung hingga sekitar 10-12 orang. Meski setinggi pohon, kita tidak perlu memanjat untuk ke sana. Sudah disediakan jembatan yang kokoh. 
Danau yang ada di dusun bambu ternyata namanya Danau Purbasari. Ingat cerita rakyat Lutung Kasarung? Putri Purbasari yang diasingkan ke hutan menyembuhkan dirinya di sebuah danau dengan bantuan Lutung Kasarung. Cerita romantis itu melatarbelakangi Lutung Kasarung untuk dijadikan nama tempat makan berbentuk sarang burung ini. Selain sarang burung raksasa yang memuat sekitar 10 orang, tempat ini juga menyediakan sarang burung yang lebih kecil bagi yang menginginkan sensasi makan romantis hanya berdua saja dengan pemandangan lembah yang indah sebagai background.

Karena kami ke sana ketika hari libur, sarang-sarang burung di Lutung Kasarung hampir semuanya terisi. Dampaknya pesanan kami datang dalam waktu yang agak lama. Kami diberitahu kira-kira pesanan akan datang dalam waktu 20-30 menit. Dengan banyaknya tamu di Lutung Kasarung dan ramainya pengunjung di jembatan sepanjang sarang burung serta jauhnya jarak bangunan utama dengan lokasi ini, maka kami maklum. Banyak aktifitas yang bisa dilakukan di sana. Pertama-tama tentu berfoto. Saya ingin memfoto design interior si sarang burung tapi apa daya teman-teman saya baik hati sekali sehingga saya tak kuasa untuk menyertakan mereka dalam foto-foto berikut, mari lihat lebih dekat. 
Kami sudah memesan kue pancong dua piring, langsung ludes dalam 30 detik ketika piring-piring itu datang. Oiya, adu panco juga cukup menyenangkan untuk mengisi waktu senggang dikala lapar. 
Paling atas adalah foto soto mie pesanan saya. Meski kecewa dengan tampilannya yang biasa saja (emang soto mie mau diapain nia?!), ternyata rasa kuahnya enak bangeeet. Es kelapa jeruk meluruhkan dahaga setelah lelah menyusuri taman bunga dan Danau Purbasari. Saya pesan soto mie karena masih ada bau-baunya kuliner Sunda lah ya. Teman-teman saya ada yang memesan nasi timbal dan pepes ikan. Ini juga masih makanan sunda. Rasanya enak bangget! Sebenarnya saya nggak habis pikir kenapa ada teman saya yang memesan nasi goreng, sate ayam (Madura?) dan pempek (Palembang!), tapi berkat mereka saya jadi tahu bahwa menu-menu tersebut juga enak di sini. Cuko pempeknya endeus, jarang nemu yang enak begini. Kenapa saya tahu semuanya enak? Karena saya mencicipi semuanya dengan serakahnya, hohoho. Harga makanannya mulai dari 35 ribu, kebanyakan berada pada range 40rb-65rb. Harga minumannya sekitar 20ribuan.
Kami tak kecewa dengan pilihan makan di dalam sarang burung ini. Hawa ademnya membuat rasa lapar semakin menjadi-jadi dan akhirnya membuat makan semakin lahap. Selain makananannya enak, viewnya bagus. Jika memilih sarang burung di seberang kiri maka kita akan mendapati pemandangan lembah yang hijau seolah tak berujung. Kapan lagi bisa makan di dalam sangkar burung raksasa? Tempat romantis yang kami isi dengan kegiatan bar-bar ini membuat kami happy :D

*Ps: foto ini diunggah tanpa seizin mereka. Semoga nggak ada yang marah :p

Hotel Amaris Cihampelas, Pilihan Menginap di Pusat Kota Bandung

$
0
0
Halo halo Bandung,

Masih tentang Bandung lagi nih postingannya. Karena dari feed media sosial teman-teman banyak yang lagi liburan ke sana, jadi semangat buat nulis salah satu review hotel yang bisa dijadikan pilihan ketika hendak menginap di Bandung nih. Awal main ke Bandung dulu pengennya nginep di daerah Dago atau Lembang supaya dekat dengan banyak tempat wisata. Tapi malamnya ternyata agak repot karena sepi dan jauh kalau mau nyari tempat makan. Nginep di pusat kota akhirnya jadi pilihan berikutnya. Supaya gampang kalau mau pergi kemana aja. Jarak tempuh ke Bandung area manapun rata-rata hampir sama, ke Lembang 40 menitan. Juga biar banyak pilihan tempat makan yang bisa dituju. 
Akhirnya pilihan jatuh ke Hotel Amaris Cihampelas karena ratenya yang cukup terjangkau (under 400k). Saya pesan lewat traveloka. Lokasi hotel ini sangat strategis berada di Jalan Cihampelas. Bisa jalan kaki aja ke Cihampelas Walk atau naik angkot untuk berangkatnya dan jalan kaki saat kembali ke hotel. Jaraknya hanya 900 meter. Pernah karena saking semangatnya, saya malah lupa kalau ada angkot. Pas udah dekat Ciwalk baru nyadar kenapa nggak naik angkot saja. Yasudahlah sekalian olahraga. Pertimbangan lain memilih hotel ini karena nama Amarisnya, udah jaminan namanya, jadi semoga nggak ngalamin hal-hal yang nggak ngenakin pas nginep di sana. Selain itu travel Bintaro-Bandung yang biasa saya naiki, Xtrans, ada di Jalan Cihampelas juga lokasinya. 
Hotelnya cukup bersih menurut saya. Kamar mandinya nggak sebersih dan sekinclong kamarnya sih, tapi cukup bersih. Air hangatnya juga lancar. Kamarnya sesuai standar Amaris, dengan harga segitu sudah cukup nyaman dengan bed yang empuk dan bedcover putih bersih. TV kabelnya berfungsi sebagaimana mestinya. Dari review-review yang saya baca ada yang mengeluhkan parkir mobil dan kamar yang dekat jalan raya yang katanya tidak kedap suara dari luar. Saya mendapatkan kamar di lantai 3, pemandangan dari jendela berupa gedung sekolahan atau kantor yang sepertinya sedang kosong. Nggak ada kebisingan apapun. Kebetulan room saya dekat dengan dispenser, jadi bisa refill air mineral atau kalau mau bikin mie instan sejenis pop mie dan mie sedap cup bisa langsung ambil air panas dari situ. Tidak disediakan kopi dan teh di kamar. Di sekitar hotel banyak minimarket seperti Alfamart dan Indomart.
Lobi hotelnya luas, jadi meski ketika saya datang banyak yang sedang check out, tidak berdesakan. Rombongan yang mengantri bisa duduk di express cafe yang kebetulan bersebelahan dengan meja resepsionis. Breakfastnya lumayan sih kalau menurut saya. Sudah oke sesuai standar breakfast budget hotel. Ketika ada makanan atau minuman yang habis segera ditambah jika datang ke sana pagi. Namun jika datangnya sudah mendekati batas waktu breakfast sepertinya tidak ditambah lagi. Meski sederhana, sarapan yang disediakan menunya berbeda antara hari pertama dengan kedua. Misalnya di hari pertama ada nasi putih dan mie goreng, minumannya ada jus semangka. Lalu hari kedua pilihan makanan beratnya ada nasi goreng dan nasi putih, minumannya jus melon. Buahnya juga berganti setiap hari. Bubur, roti bakar, omelette, teh dan kopi tersedia setiap hari. Memilih hotel yang menyediakan sarapan menurut saya sangat penting karena bisa menghemat pengeluaran makan pagi, hehe.

Sebenarnya ada kolam renangnya, tapi saya nggak nyobain karena dingin. Kayaknya sih kolam renangnya khusus anak-anak. Parkir mobil waktu itu nggak sampai penuh banget sih, selalu ada space yang tersedia. Parkir motornya juga ada area khusus yang cukup aman. Jadi kalau mau rental kendaraan dan dibawa nginep ke sini, bisa cukup tenang.

Yak demikian review dari saya tentang Amaris Cihampelas :)

I Found Love at Balangan Beach

$
0
0
Duduk di kursi santai di bawah payung teduh di tepi pantai memandang birunya laut dan langit yang sesekali dilewati awan putih sambil meneguk air kelapa muda segar merupakan impian liburan di pulau tropis bagi si penyuka pantai. Begitulah liburan yang paling hakiki menurut saya.

Untuk merasakan kenikmatan tersebut, perlu sedikit keberanian. Nggak seberat keberanian untuk menemukan the force sih. Ini cuma tentang ke Bali sendirian. Bali itu tempat honeymoon, nanti kamu ngapain kalau sendirian, begitu kira-kira yang dikatakan adik saya yang tinggal di Bali dan tidak akan bisa menemani saya jalan-jalan. Mungkin ia khawatir saya kesepian atau khawatir saya syedih karena jalan-jalan sendiri makanya sejak awal dia menekankan itu melulu. Akhirnya saya beli tiket pesawat dengan jadwal yang sama dengan adik saya yang akan kembali ke sana. Lalu tanpa banyak berpikir saya mengajak salah satu sahabat saya. Ia hanya bisa 3 hari di Bali. Saya sudah senang sekali. Kami tidak sempat beach hoping. Namun justru saya menemukan travel partner baru, sepupu saya yang baru lulus SD. Saya nggak pernah merasa dia anak kecil karena saya yang tingginya 168 cm ini cuma sekupingnya aja. Jadi rasanya kayak pergi sama teman sebaya. Ternyata sepupu saya ini tau spot-spot tersembunyi karena dia pengikut setia instagram JPMP (Jangan Panik Mari Piknik) Bali. Dia juga menyenangkan karena tidak pernah mengeluh capek atau panas. Perjalanan kami berdua dimulai dengan menyusuri Pantai Gunung Payung menunggu sunset. Lalu keesokan harinya kami langsung menjajal beach hoping dari Padang-Padang, Uluwatu hingga Balangan. 

Liz dalam Eat, Pray, Love juga nekat melakukan perjalanan sendirian ke Bali lalu menemukan cintanya. Liz yang mengalami kehidupan pernikahan yang menurutnya tak membahagiakan, kemudian merasakan pahitnya perceraian dan akhirnya memberanikan diri menjelajah beberapa kota di dunia untuk mendapatkan yang ia cari. Kita nggak perlu mengalami hal sepahit Liz untuk  kemudian baru mencari sumber kebahagiaan bagi diri kita bukan?
Saya sering mengingatkan diri saya sendiri untuk berhati-hati dalam mengambil perspektif. Mencoba melebarkan cara saya melihat. Yah, meski mata saya kecil dan rabun jauh, tapi kadang berhasil menemukan hal-hal kecil membahagiakan yang hampir terlewatkan. Kalau saya ingin bahagia, saya bisa bahagia dengan mensyukuri apa yang telah saya dapatkan dan apa yang ada pada diri saya saat ini. Saat duduk santai di bawah payung, saya sudah cukup bahagia dengan menikmati keindahan alam. Lalu agak heran kenapa saya nggak galau ketika sepasang muda mudi dari Korea tiba-tiba nongol dengan serombongan kru fotografernya, beradegan mesra sesuai arahan fotografer tepat di depan mata. Saat jalan-jalan di bukit, saya malah ikut excited melihat venue yang sedang disiapkan untuk private wedding party sore itu. Ikut senang melihat orang lain berbahagia ternyata memang kunci kedua untuk selalu happy, kunci pertamanya masih dipegang oleh si syukur.

Jika tak memberanikan diri pergi ke Bali sendiri hanya karena pergi ke Bali sendiri tidak lazim, saya tak akan tersenyum lebar karena melihat pemandangan yang sangat indah ini. Jika tak memberanikan diri pergi sendirian ke tempat impiannya, Liz tak akan menemukan makanan terenak sedunia, menemukan kedamaian do'a dan tak akan bertemu jodohnya di Ubud sana.Poin dari cerita ini bukan tentang keberanian pergi sendiriannya ya, tapi bagaimana akhirnya Liz menemukan kebahagiaan justru setelah ia mulai menerima dirinya sendiri. Menerima kondisi kita, menerima diri sendiri dan mencintainya adalah cara untuk menemukan dua kunci tadi.

You know who is going to give you everything? Yourself.
Be the love you never received.
Love yourself :)

Balangan tidak hanya cantik di area pantai berpasirnya. Kita bisa juga menikmati keindahan pantai dari atas bukit. Bahkan di puncak bukit ada venue pernikahan romantis lho. Pantai ini sangat panas sehingga jika kita ke sana siang harus menyewa payung-payung yang disediakan di pinggir pantai. Balangan menjadi pantai terakhir yang kami kunjungi hari itu. Pantai yang paling menguras rupiah dibandingkan pantai lainnya yang hanya perlu mengeluarkan uang parkir. Tapi justru jadi pantai yang memberikan sensasi liburan tropis ala bule-bule. Jadi tahu enaknya leyeh-leyeh di kursi malas di bawah payung di tepi pantai. Keindahan Balangan sayang untuk dilewatkan.

Saya menemukan pantai ini dengan mengikuti mobil orang yang "sepertinya" akan ke sana dan dengan sedikit bantuan google maps. Lokasinya agak tersembunyi dibandingkan pantai lainnya di Kuta Selatan. Jangan takut bertanya.
  • Sunglasses dan sunblock wajib dibawa
  • Sewa payung Rp 100rb normalnya, tapi saya menawar hanya dua jam saja di situ sehingga dapat harga Rp 50rb. Kalau mau lebih irit sebaiknya datang saat pagi atau sore jadi tak pelru menyewa payung.
  • Kelapa muda di warung belakang area berpayung Rp 25rb
  • Tiket masuk motor Rp 5rb
  • Jangan buang sampah sembarangan
a 26'th of December note.

KARNIVOR, Tempat Makan Steak Enak di Bandung (nggak Bikin Kantong Jebol)

$
0
0
Are you Carnivores?

Steak itu jadi lebih nikmat disantap di tempat yang berhawa dingin. Makanya pas ke Bandung untuk pertama kalinya, saya langsung mampir ke KARNIVOR. Informasinya saya dapat dari googling lalu blogwalking. Beberapa bloggers menyarankan tempat ini sebagai salah satu kuliner Bandung yang patut dicoba. Karena saya penyuka steak, HARGA adalah pertimbangan pertama yang membuat saya segera memasukkannya dalam "must visit place to eat."Review-review pada bilang Karnivor enak, tapi harga steaknya cuma sekitar 55k. Jadi penasaran beneran enak apa nggak. Waktu itu mikirnya kalau misalnya nanti rasanya di bawah ekspektasi yasudahlah ya, kan harganya juga separuh steak favorit di Bintaro. If you never try you'll never know.

Setelah kembali ke sana untuk kedua kalinya, saya jadi berani ngomongin di blog. Soalnya udah mengajak segerombol teman-teman saya ke sana untuk mencicipinya juga. Daaaan mereka pun suka. Jadi steak di Karnivor emang enak banget Saudara-Saudara! Pilihan minumannya juga sangat menyegarkan. Banyak varian minuman lainnya yang bisa dipilih sesuai selera.
Makan di dalam Kanivor itu rasanya seperti di bawa ke alam bebas, padahal sebenarnya sedang berada di lokasi indoor. Banyak tanaman dan ada pohon besar di dalamnya. Foto di paling atas adalah sirloin (39k) dan tenderloin steak (45k) yang saya coba di kesempatan pertama kunjungan ke sini. Karena enak dan murah, jadi nagih ke sini lagi deh. Lalu di situ ada foto nasi goreng karnivor (29k). Ya, nasi goreng. Yang memesannya adalah teman saya yang pesan nasi goreng di Lutung Kasarung Dusun Bambu. Saya cukup takjub dengan pilihan makanannya. Nah di kesempatan kedua saya nyobain beef tongue steak (49k). Lidah sapi, geli nggak sih? Tapi ternyata rasanya enak lho. Lembut banget di lidah, tapi pas digigit berstektur juga. Ada beberapa pilihan saus yang bisa dipilih sesuai selera untuk setiap varian steaknya. Untuk pilihan minumannya saya selalu memilih varian yang mengandung unsur mojito. Strawberry Mojito (22k) atau longan mojito (25k) untuk menetralisir  rasa daging di tenggorokan. Pitcher di bawah bukan buat rame-rame lho, itu untuk diminum oleh saya sendiri. Hanya tersedia setelah pukul 14:00, namanya Jungle Punch dengan harga yang sangat affordable, hanya Rp29.000 saja. 

Kalau sudah bosan dengan somay, batagor dan nasi kalong, boleh banget nih jadiin karnivor sebagai destinasi kuliner bandung bareng keluarga atau sahabat tercinta.  

Lokasi:
Jalan Riau No. 127 Bandung
Buka mulai pukul 11:00

Suluban/ Blue Point, Pantai Mempesona di Celah Goa

$
0
0
Sama halnya dengan Padang-Padang dan Balangan yang berlokasi di Kuta Selatan, pantai ini juga cukup ramai dikunjungi wisatawan asing. Bedanya di Suluban banyak yang surfing karena ombaknya lumayan besar. Untuk menuju pantai ini kita harus menuruni anak tangga yang awalnya biasa saja namun lama-lama makin terjal. Jika sudah sampai pada anak tangga terjal yang berada di kolong goa, artinya sudah akan sampai di pantainya. Suluban berasal dari bahasa lokal "mesulub" yang artinya berjalan di bawah sesuatu. Mungkin karena harus melewati kolong goa, maka tempat ini dinamakan Suluban oleh penduduk lokal. Sedangkan nama lainnya adalah Pantai Blue Point. Biasanya wisatawan mancanegara yang lebih mengenalnya dengan nama Blue Point. Dulunya nama itu digunakan mereka untuk mempermudah mengingat lokasi pantai yang berada di bawah Blue Point Villa. Jadi Suluban dan Blue Point adalah satu tempat yang sama. Lokasinya hanya sekitar 3 km dari Pura Uluwatu yang tersohor. 

Untuk budget traveller seperti saya, pantai ini sangat murah karena hanya perlu membayar tiket parkir motor Rp 5.000,00. Saya bebas menyusuri pantai dari sisi bawah goa hingga sisi lain yang lebih jauh dengan menapaki batu karang yang agak licin karena sering tertempa ombak. Cerukan karang yang terhantam debur ombak menghiasi pantai membentuk kolam-kolam kecil yang unik. Warna lautnya bergradasi dari biru kehijauan hingga biru laut. Kita bisa berlama-lama di sini dengan berjemur seperti bule, menonton orang-orang surfing yang lihai mengarungi ombak, atau menunggu sunset. Sebaiknya bawa alas sendiri supaya bisa leyeh-leyeh santai di pantainya.

Cipratan ombak Suluban yang riuh mengundang kita untuk mencelupkan kaki pada kolam-kolam kecil di pinggir pantai. Lalu secara tak terduga ombak besar tiba-tiba menghantam dan membuat basah kuyup. Kalau sudah kepalang basah, main air jadi lebih seru. Ternyata ombak bisa ngajak main dan seru-seruan ya. Hati-hati dengan barang elektronik yang dibawa, sebaiknya bawa plastik atau pelindung yang waterproof karena di sini ombaknya agak tak terduga. Kadang hanya riak kecil, namun kadang berupa gelombang yang agak tinggi yang akan segera disambut puluhan papan surfing yang sudah menantinya. Jika ingin menikmati fasilitas yang lebih mewah, keindahan pantai bisa disaksikan dari area cafe dan kursi santai dari villa yang berada di bukit karang di atas pantai. 

Selain kontur pantainya yang unik, Suluban juga menyimpan keunikan lain. Tepat sebelum area tangga yang terjal terdapat banyak kios makanan, pakaian hingga kios tattoo. Selain itu juga tersedia tempat untuk bilasan dan WC. Suasana di area ini cukup ramai dan semrawut, tidak seperti di Balangan dan Padang-Padang yang masih sepi dari para penjual. Namun demikian area pantainya bebas dari pedagang. Sayangnya waktu saya ke sana ada wisatawan lokal yang membuang bungkus snack sembarangan. Mereka sepertinya belum bisa mensyukuri gratisnya biaya masuk tempat surgawi ini. 

Saat hendak pulang, saya berhenti di dekat kios cinderamata untuk beristirahat karena cukup lelah dengan anak-anak tangga yang harus kami naiki. Ibu penjualnya sudah cukup tua. Ia sibuk menata dagangannya. Kemudian saya dikejutkan dengan seorang turis perempuan yang menyapa si Ibu dengan Bahasa Jerman. Lalu ada bule lain yang lewat, kali ini seorang pria muda. Ia juga menyapa si Ibu namun kali ini menggunakan Bahasa Inggris. Mereka mengobrol tentang segala hal lalu melanjutkan perjalanan ke pantai. Saya jadi malu dengan bule-bule itu karena saya lebih minim interaksi dengan warga lokal. Yah, meskipun saya ke Suluban ditemani warga lokal Kuta Selatan, tapi kan saudara sendiri, jadi tak masuk hitungan. Dalam perjalanan menuju parkiran, saya mencoba berinteraksi dengan pedagang cindera mata lainnya yang tidak punya kios. Sembari membelikan gelang cantik untuk sepupu, saya mencoba mengobrol ala kadarnya dengan mereka. Ternyata saya masih sangat "turis" ketika jalan-jalan di negeri sendiri.

Bali memang nggak ada habisnya ya, bahkan di jurang-jurang ujung pulaunya masih tersimpan pantai-pantai yang sangat menawan. Salah satu wujud nyatanya ya Pantai Suluban ini.

Note:
  • Pantai ini kurang cocok untuk anak-anak atau lansia karena medan tangganya cukup terjal
  • Jika ke sini dengan anak-anak harus benar-benar mengawasi mereka secara ekstra karena ombak yang tenang bisa tiba-tiba berubah cukup kencang
  • Bebas biaya masuk, hanya perlu membayar parkir.

Chan Cha La 99, Hostel Terjangkau yang Nyaman dan Bernuansa Kekeluargaan di Bangkok

$
0
0
Sudah punya rencana liburan untuk tahun ini apa belum? Jika belum dan hendak pergi ke Bangkok, barangkali post ini dapat dijadikan referensi untuk mencari tempat menginap. Meski sudah berselang sejak terakhir saya ke sana, namun dari hasil pantauan saya pada review-review pengunjung di laman facebook hostel ini (kami berteman lho ^^), kondisinya masih sama. Post ini saya tulis karena beberapa teman saya merencanakan berkunjung ke Bangkok sebagai salah satu destinasi liburan tahun ini. Makanya jadi pengen bikin review ini, barangkali ada yang sedang cari-cari info juga.

Waktu pertama kali mendarat di Bangkok, saya dan teman-teman langsung jalan-jalan. Alhasil sampai di Chan Cha La-nya kemaleman. Padahal hostel ini punya peraturan jam malam hanya sampai pukul 21:00. Chan Cha La 99 terletak di Jalan Shukumvit yang cukup terkenal, bisa diakses dengan BTS (Bangkok Mass Transt Sytem). Kami naik melalui BTS Siam, kebetulan satu jalur dengan area BTS yang terdekat dengan Chan Cha La 99 Hostel, yakni BTS Bang Chak. Jadi tidak perlu berganti jalur BTS. Peta BTS bisa disimak di akhir post ini. 

Ternyata naik BTS di atas pukul sembilan malam itu agak ngeri. Sepi kalau di daerah pinggiran selain Siam dan sekitarnya. Bang Chak ini termasuk yang udah jauh dari pusat kota. Untunglah dua teman saya yang lain mau nganterin. Mereka cowok sih jadi mungkin merasa punya responsibility untuk memastikan kami sampai ke hostel dengan selamat.

Sebenarnya yang sudah booking hostel ini saya saja, pesan 1 room untuk berdua dengan Indhi. Dua teman saya yang lain belum booking hostel. Mereka niatnya go show. Saya mah anti banget go show soalnya kalau sudah capek biasanya susah mikir yang ribet-ribet plus jadi gampang esmosi. Kalau apes malah dapat hostel yang kurang nyaman dan harganya di atas budget. Niat ngirit di hostel bisa percuma kalau sampai begitu. Jadi, booking hostel dulu sebelum berangkat selalu jadi pilihan saya sampai saat ini. 
Chan Cha La tampak depan. Sumber: Agoda
Ternyata Chan Cha La 99 ini deket banget sama BTS Bang Chak. Dari pintu exit tinggal jalan sekitar 200-300 meter. Tapi karena sudah pukul sepuluh lebih, jadi hostelnya nggak keliatan. Saya yang sedari airport memang sudah beli simcard smartphone Thailand, merasa terbantu banget jadi bisa telpon ke nomor lokal kontaknya Chan Cha La 99. Saya minta maaf karena terlambat dan kemaleman. Mereka lalu membukakan pintu hostel yang ditutup dengan pagar besi. Kesan awalnya serem kok pagarnya sampai segitunya. Mana waktu itu h-1 Bangkok Shutdown. Kami menanyakan apakah masih ada kamar kosong di sana. Ternyata sudah full. Tinggal kamar yang saya booking itu aja yang tersisa. Annie, si owner hostel, sempat mengira saya tak jadi menginap karena belum datang dan tidak memberikan kabar sampai pukul 21:00. Meski melanggar jam malam, kami dilayani juga. Padahal kayaknya Annie dan suaminya tadinya udah tidur, hikshiks semoga mereka memaafkan kami yang bikin repot. Kami langsung check in dengan menunjukkan bukti booking lalu diberitahukan berbagai fasilitas hostel. Pagi ada sarapan, ada mesin cuci dan disediakan tempat jemuran (waktu itu lumayan banyak jemurannya, kayaknya turis-turis yang nginep di Chan Cha La banyak yang tinggal dalam waktu lama), ada wastafel di luar juga (cucok buat saya yang malas cuci muka dan gosok gigi sebelum tidur dengan dalih kakinya ogah basah), dll saya lupa fasilitas lainnya. 

Kamar kami ada di lantai 3 dan di sana nggak ada liftnya. Jadi kami mendaki dengan sempoyongan karena sudah terlalu banyak berjalan dan berlari hari itu. Ternyata meski kesan dari luarnya kayak ruko gitu, dalamnya homey banget. Cat dindingnya putih bersih, semua area terawat. Kami menginap di kamar suite, yang hanya untuk dua orang dengan kamar mandi di dalam. Baik kamar maupun kamar mandinya bersih. Kasurnya nyaman banget, ukuran queen. TV nya gede gitu dua kali lipat ukuran TV budget hotel di sini, hehe. Saya dan Indhi bergantian mandi lalu leyeh-leyeh, ngobrol nggak jelas tentang rencana kami kabur ke Kamboja besok untuk menghindari Bangkok Shutdown pada 12 Januari 2014 (ya, 2 tahun lalu!, haha). Kami melupakan nasib dua teman baik yang sedang tak jelas rimbanya tidur di mana.
Sekitar pukul setengah tujuh pagi kami turun untuk sarapan. Sudah ada dua gadis dari China eh Tiongkok yang sedang menghabiskan rotinya. Lumayan lah, kami jadi nggak terlalu merasa bersalah karena datang telat plus sarapannya kepagian. Kami dan gadis-gadis Tiongkok saling menyapa ala kadarnya karena mereka nggak bisa Bahasa Inggris. Sarapan di hostel ini enak banget roti tawarnya. Empuk, lembut tapi mengenyangkan gitu deh.  Topping-nya banyak pilihan. Bebas ambil sendiri sesuka hati, self service. Annie dan suaminya selalu menyapa dan mempersilakan tiap tamu untuk sarapan, mereka ramah sekali. Jika sedang tidak ada yang sarapan, roti-roti dan toppingnya disimpan gitu, jadi tetap higienis, nggak dibiarin di udara terbuka. Minumannya ada pilihan teh, kopi dan ovaltine. Para tamu seringkali sarapan bareng meski awalnya tidak saling mengenal. Meja makannya satu doang jadi bener-bener kayak sarapan di rumah sedniri. Saya mengajak ngobrol Annie menceritakan kesan saya tentang hostel ini dan keramahannya. Ia menyayangkan kunjungan kami yang sangat singkat. Usai sarapan kami kembali ke kamar dan check out. Chan Cha La punya kebiasaan unik untuk tiap tamu yang check out. Tamu tersebut akan diminta berfoto di lobi atau depan hostel. Saya nggak mau kalah unik dong, saya meminta foto bertiga dengan Annie yang cantik banget tapi malu-malu difoto. Entah di mana sekarang fotonya karena laptop ini pernah mati total dan harus ganti hardisk. Kalau foto saya dan Indhi sih masih ada karena mejeng di laman facebook Chan Cha La. 
lobi tampak dari atas
tempat sarapan
foto yang dipajang di facebook Chan Cha La 99
Pas lihat hotel ini di pagi hari, kesannya beda banget sama malamnya. Jadi bagus gitu. Apalagi desain dan penataan interiornya, cakep meskipun sederhana. Karena waktu itu saya belum kepikiran buat nulis review hostel jadi saya nggak banyak foto-foto. Hampir semua foto yang saya tampilkan dalam postingan ini dari Trip Advisor. Sesuai dengan kenyataan kok. 
Salah satu kamar dorm-nya :D
Kelebihan Chan Cha La 99:

  • kebersihan terjaga
  • owner-nya sangat ramah dan helpful
  • suasana kekeluargaan
  • lokasi dekat BTS
  • tarifnya cukup terjangkau (kamar yang saya booking sekitar Rp 250k)
  • sarapan sepuasnya
  • kata pengunjung yang lain banyak pedagang makanan di deket sini, jajanan di Thailand banyak yang gerobakan kayak di Indonesia, Enak-enak juga. Pedagang makanan di Bangkok yang saya temui relatif jujur tentang kehalalan makanan, namun tidak selalu demikian di kota lainnya di Thailand. 
  • suasananya tenang
  • bisa cuci dan jemur baju sendiri

Kekurangan Chan Cha La 99:

  • Meski dekat BTS, lokasinya sudah di Shukumvit yang hampir pinggiran kota, jadi kalau sudah di atas pukul 21:00 sudah sepi sekali di BTS Bang Chak
  • Ada jam malam
  • Tidak ada lift
Chan Cha La 99 Hostel
6/3 Sukhumvit 99, Bangchak, Phra Khanong, Bangkok 10260, Thailand
+66 85 072 9495


3 Pilihan Tempat Yoga di Bintaro

$
0
0
Assalamualaikum,
Tahun baru biasanya dijadikan ajang untuk memulai suatu babak baru atau program baru dalam keseharian. Ada yang punya resolusi lebih sehat? Kalau mau sehat jiwa raga barangkali yoga bisa menjadi pilihan. Saya baru mulai yoga April 2015. Tadinya saya rajin lari, pengen sampai kuat marathon. Tapi ternyata setelah tahu lebih banyak mengenai karakter dan kondisi fisik saya, yogalah yang lebih cocok untuk saya. Beneran kerasa pas yoga pertama badan rasanya seger banget. Aliran darah serasa lancar dan semua otot serta saraf kembali ke tempatnya. Katakanlah saya lebay, tapi itu yang saya rasakan. Waktu itu sempat bingung mau yoga di mana yang dekat dan relatif terjangkau. Agak sulit menemukan informasi tempat yoga ya ternyata. Makanya saya pengen share beberapa rekomendasi tempat yoga di Bintaro dalam post ini.

Gold's Gym Bintaro Exchange
Gold's Gym yang ada di Bintaro Exchange (BXC) ini baru dibuka akhir 2014. Bekerja sama dengan Fitness First, guru-guru yoga di Gold's BXC awalnya semuanya berasal dari Yoga 42 Indonesia. Beberapa guru yoga dari Yoga Path Bintaro ngajar di sini, seperti Mba Sayaka, Mba Ayu dan Mba Chandra. Ada kelas hot yoga, Hatha, Vinyasha, Yin, dan Power Yoga. Saya seneng banget bisa belajar yoga (yang non hot) di sini. Mana kalau dihitung-hitung jatohnya murah banget dibanding membership yoga di tempat khusus yoga. Guru favorit saya awalnya Mba Sayaka. Cocok banget deh sama cara dia mengcombine gerakan dan bisa bikin kita terpacu untuk menchallenge diri sendiri. Kalau Mba Chandra cocok banget buat jadi guru buat yang baru mulai yoga. Gerakannya basic dan pelan. Sampai akhirnya Gold's BXC ganti manajemen. Mba Sayaka dan Mba Chandra nggak ngajar di sini lagi. Untunglah masih ada Mba Ayu. Orangnya cantik banget sesuai namanya. Suaranya lembut tapi tegas. Mba Ayu bisa bikin saya nambah banyak variasi gerakan baru dan naikin challenge. Mba Ayu juga selalu ngasih tahu di mana aja kita harus memfokuskan beban, supaya nggak cidera saat itu dan di masa mendatang. Soalnya banyak yang salah numpu jadi miring di rahang atau di bagian tubuh lain, karena otot dipaksa terus menerus bisa berdampak negatif sama tulang kita. Apalagi para wanita sering merasa dirinya lentur jadi nggak kerasa maksain gerakan yang di luar kapasitasnya tanpa menyadari kalau dia maksa. Latihan-latihan seru sama Mba Ayu harus berakhir di Bulan November 2015.

Setelah pergantian manajemen maka pengajar kelas non hot yoga berasal dari Gold's Gym. Saya yang sudah terbiasa dengan guru yoga yang bener-bener praktisi yoga aja, yang tenang (meskipun bikin keringat bercucuran), merasa shock dengan guru yoga yang sekarang lebih condong ke kebugaran. Tiap gerakan dijelaskan secara detail. Rasanya jadi kurang "namaste" dan berisik. Makanya saya cuti keanggotaan gym selama bulan ini. Guru-guru yang dari Yoga Path sudah tidak ada yang mengajar di sini lagi. Untuk kelas hot yoganya masih dipegang oleh Yoga 42. Kelas non hot yoga untuk Bulan Januari ini tinggal gentle yoga, hatha dan vinyasha. Selain itu masih ada pilates dan body balance. Ini pendapat saya pribadi yang subjektif banget sih ya. Sebenarnya pengajar yang sekarang bagus-bagus aja kok, cuma sayanya aja yang kurang sreg kalau guru yoga ngomong terus jelasin gerakan step by step. Nah bagi yang suka mendetail gini pas yoga kayaknya bakal cucok di sini. Terbukti Desember kemarin kelas-kelas yoga masih penuh terus.

Enaknya jadi member Gold's tuh kalau bosan dengan satu kelas masih banyak pilihan kelas-kelas lainnya, atau kita bisa cardio juga. Ada sauna. Ruang loker wanita cukup luas, secara Gold's BXC terdiri dari dua lantai kan ya. Kamar mandinya ada sekitar 12 atau 14, toiletnya ada 5. Studio untuk yoga namanya body and mind studio. Sedangkan studio untuk zumba, trx, body pump dll terpisah. Jadi enak, tempat yoganya tertutup. Kalau mau tahu ada kelas apa aja bisa dilihat di jadwal yoga Gold's Gym BXC.

Biaya:
Pendaftaran saya lupa tepatnya berapa, sekitar Rp 200-400ribu, seringkali ada promo khusus.
Bulanannya untuk non towel 438ribu, single club
With towel sekitar 490ribuan, single club
All club mulai dari 550 ribu, tergantung promo
Minimal membership 12 bulan, seringnya ada bonus gratis dua bulan.

Di Gold's Bintaro ada marketing yang baik banget, namanya Mas Evan. Jadi kalau misalnya mau telpon ke nomor Gold's di bawah, minta bicara sama Mas Evan aja. Boleh kok sebutin kalau tahu tentang Mas Evan dari Nia. Tanya aja ada promo apa sekarang. Orangnya helpful. Kalau mau nomor hp dan whatsapp Mas Evan, bisa email ke saya. Kalau mau trial di Gold's dapat jatah 3x, kecuali lagi ada promo khusus, bisa dapat trial hingga 7x.

Gold's Gym Bintaro
Lantai 1 Bintaro Jaya Exchange Mall
Jalan Bintaro Jaya Sektor VII, Tangerang Selatan
Telepon: 021 29864848
Fax: 021 29864849


Yoga Eight Bintaro Entertainment Center
Saya lagi mau trial di sini besok Jumat, nanti kalau ada info tambahan seperti review gimana gurunya dan nyaman atau nggak tempatnya, post ini bakalan saya update. Trial di Yoga Eight cuma dapat jatah sekali aja. Dari sharing teman saya yang yoga di sana sih kebanyakan gurunya bener-bener praktisi yoga. Jadi ini kayaknya bakalan cocok sama saya. 

Yoga Eight punya dua studio yoga. Outdoor dan indoor. Studio outdoor di rooftop Bintaro Entertainment Center (BEC) dengan lantai berupa rumput sintesis. Biasanya dipakai untuk kelas malam hari. Sedangkan studio indoor lantainya sama kayak yang di Gold's BXC. Kelas yoga yang tersedia: basic, hatha, gentle, power, dan vinyasha. 

Biaya:
6 bulan @495rb x 6 = 2.970.000 +adm pendaftaran 50.000
3 bulan @550rb x 3 = 1.800.000 + adm pendaftaran 50.000

Yoga Eight Bintaro
Bintaro Entertainment Center Lantai 4
Jl. Rasuna Said Kav B7/A5-08 Sektor 7, 
CBD Bintaro Jaya, Banten 15229

Lebih Dekat dengan Karya Seni di Jakarta Biennale 2015 "Maju Kena Mundur Kena"

$
0
0
Assalamualaikum,
Halo apa kabar semuanya?
Awal tahun masih sakau liburan? Biar irit tapi tetep banyak dapat benefit, coba liburan di Jakarta aja yuk. Salah satu pilihan yang menarik untuk dikunjungi akhir pekan nanti adalah Jakarta Biennale. Ada yang belum tahu apa itu Jakarta Biennale? Event ini merupakan perhelatan akbar karya seni rupa dua tahunan yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta. Jakarta Biennale 2015 sudah berlangsung sejak 14 November 2015 dan akan berakhir pada 17 Januari 2016. Jadi tinggal weekend ini aja nih. Bagi yang penasaran dengan event ini, buruan deh ke sana. Daripada nunggu 2 tahun lagi.
Untuk masuk ke Jakarta Biennale tidak dipungut biaya apapun, gratis. Meski gratis, event ini nggak murahan lho. Karya-karya yang ditampilkan sangat menarik, unik dan sarat makna. Meski begitu karya-karya seni rupa tersebut ringan untuk dinikmati. Medium yang digunakan pun beragam, ada yang berupa foto, pakaian, video, drum oli, bambu, sampah dan bahkan print out email-emailan antara seniman dengan suatu perusahaan di sini yang sangat ruwet hingga salah satu karya seni tidak bisa ditampilkan. Komposisi karya yang ditampilkan pada Jakarta Biennale 2015 terdiri dari 60% karya seniman Indonesia dan sisanya merupakan karya seniman dari berbagai negara. Kemarin Minggu (10 Januari), saya dan Mba Nita mengikuti tour bersama kurator. Gratis jugalho. Daftarnya bisa melalui email atau sms. Detail kontaknya ada di bawah post ini ya. Kami dan rombongan tur yang terdiri dari belasan peserta, dibawa berkeliling melihat-lihat karya seni yang ditampilkan dengan didampingi dua orang kurator. Kalau tidak didampingi kurator, saya rasa saya tidak akan bisa memahami dengan baik apa maksud dari karya seni yang ditampilkan di sana. Sebenarnya ada keterangan pada setiap karya seni, namun lebih seru mendengar keterangan dari pihak yang ahli bukan? Jangan mengira kurator seni itu selalu "sudah berumur" ya. Kami dipandu oleh dua orang kurator muda yang cantik-cantik dan penuh semangat yakni Irma Chantily dan Riksa Afiaty.

Tema Jakarta Biennale"Maju Kena Mundur Kena", pasti sudah nggak asing lagi ya di memori kita. Tema tersebut memang diambil dari judul film komedi Indonesia tahun 80-an. Charles Esche menjadi kurator utama pada Jakarta Biennale 2015, beliau sudah banyak pengalaman dalam event serupa di berbagai negara. Charles menuturkan bahwa tema tersebut mengacu pada ekspresi lokal yang khas Indonesia. Artinya kita harus fokus pada saat ini dan pada situasi terkini di sekitar kita, menolak nostalgia masa lalu yang tak terjangkau atau menuju utopia yang tidak dapat dicapai. Dengan demikian, dapat terlihat jalan keluar dari apa yang hari ini terlihat suram dan mustahil serta membuat kita bertindak tanpa kesadaran-tanpa makna. 
Lokasi penyelenggaraaan Jakarta Biennale sangat unik, yakni di Gudang Sarinah. Gudang yang awalnya sudah tak banyak dilirik ini disulap menjadi area pameran yang menawan sehingga dibanjiri kaum muda ibukota. Tempat parkir tersedia cukup luas di halaman depan. Gedung paling depan dibagi menjadi lobby, kantin dan di bagian ujung ada area bermain skateboard dan sejenisnya. Kegiatan-kegiatan lain seperti workshop atau pasar dengan tema tertentu yang diganti setiap akhir pekan diselenggarakan di gedung ini. Lalu di bagian belakangnya barulah bisa kita temui gedung pameran.

Konsep pameran terbuka, jadi saya bisa merasa lebih dekat dengan karya-karya yang ditampilkan. Orang awam seperti saya kan biasanya merasa karya seni itu sulit dimengerti ya. Di sini saya bisa menatap lekat-lekat dari jarak sangat dekat dan bahkan ada beberapa karya yang boleh disentuh atau dipegang, jadi benar-benar bisa mengamati sampai cukup jelas apa yang ingin diangkat oleh sang seniman. Saya jadi tahu makna di balik semua karya tanpa merasa terintimidasi. Kalau nonton pameran di tempat mewah terus saya nggak ngerti maknanya kan jadinya agak minder gitu. Tampilan Jakarta Biennale ini merepresentasikan kondisi sebenarnya, lekat dengan masyarakat. Displaynya ditata bagaikan kampung di Jakarta dengan banyak gang, mengesankannya jauh dari ekslusifitas. Kampung utamanya dibagi menjadi 3 tapi saling berdekatan dan saya tidak tahu batas antar kampung, semuanya berkaitan. Tema besar dalam pameran ini juga ada 3, yakni penggunaan dan penyalahgunaan air, isu sejarah serta isu feminisme dan LGBT. 

Suasana kampungnya cukup terasa karena gang-gang antar karya memang agak sempit. Bahkan kurator kami, Irma Mantily juga berkata "yuk kita masuk ke gang," ketika kami mulai dibawa pergi dari 3 karya utama yang berada di gerbang masuk untuk menjelajah perkampungan Biennale. 
"Susunan bambu tersebut boleh dinaiki," kata Irma. Karya Yonas yang merupakan seniman Bali ini megangkat aspek mental, bagaimana manusia semena-mena terhadap alam.  Karya kedua merupakan susunan kain felt berwarna hitam dalam sebuah kotak putih besar, mengangkat ide fisikalitas, kreatifitas dan aspek permainan. Peter Robinson dari Auckland mengajak pengunjung pameran untuk bermain dengan karya seni. Membentuk kain felt tersebut menjadi wujud apa yang mereka imajinasikan atau inginkan. Peter merasa seni sering dikotak-kotakkan oleh kurator, kritikus dan kolektor sehingga para pengunjung hanya sebagai penikmat pasif. Maka ia membuat kotak putih ini untuk mengundang pengunjung ikut bermain dengan karya seninya. Cocok untuk area bermain anak-anak. Lalu karya seni ke-tiga mengangkat tema spiritualitas. Kotak Plastik yang dikelilingi lukisan diri Tisna Sanjaya ini dibuat dari biji-bijian yang didapatkannya dari berbagai wilayah di nusantara. Ia mengangkat hubungan antara manusia dengan Tuhan. Pada bagian atas kotak plastik ini terdapat plastik-plastik lain yang bertuliskan sifat-sifat Tuhan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 
Cleanliness oleh Evelyn Pritt (Amsterdam). Evelyn mengambil foto potrait air yang tak bisa berbohong di depan kamera, air selalu jujur  menunjukkan kondisinya yang sebenarnya. Ia mengamati air dari Kampung Geulis di Bogor juga Kampung Pulo dan Kampung Maja di Jakarta. Kondisi air di setiap area menggambarkan bagaimana air dipengaruhi oleh perilaku dan perlakuan manusia terhadapnya. Evelyn memberikan masing-masing satu kaus putih pada satu orang ibu yang mencuci di sungai di setiap area. Lalu ketiganya menunjukkan dengan bangga bahwa mereka bisa membuat kaus tersebut tetap putih. Padahal ketika dijajarkan kondisinya berbeda-beda. Di sini Evelyn juga menunjukkan peran ibu yang sering
diasosiasikan dengan pekerjaan domestik. Sementara air merupakan pemberi kehidupan sebagaimana ibu pertiwi. 
kondisi air di Kampung Pulo

Jogo Kali/ Guarding The River oleh Bik Van der Pol (Rotterdam). Masyarakat kita dikenal "tidak bisa mengatur dirinya sendiri", contoh paling konkrit adalah kebiasaan melanggar lampu merah. Nah, hal berbeda terjadi pada masyarakat di Strenkali Surabaya. Mereka menjaga sungai yang menjadi halaman rumah, supaya tetap bersih sehingga tidak digusur oleh pemerintah dengan membawa alasan "normalisasi sungai." Organisasi yang awalnya kecil di 1 desa kemudian berkembang dan kini sudah menyebar menjadi 11 desa. Bahkan memiliki jaringan luas hingga tingkat Asia. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat pinggiran juga bisa mengatur dirinya sendiri dan bisa menjaga kelestarian sungai demi suistainabilitas lingkungannya. Sekarang pemerintah hanya perlu merangkulnya dan menjadikannya sebagai contoh untuk area-area lain (ini mnurut saya ^^)
Mbanyu Mili/ Flowing Water oleh Lifepatch Yogyakarta. Meski dalam Pasal 33 UUD 1945 air merupakan hajat hidup orang banyak sehingga pengelolaannya harus dikuasai oleh negara, namun kenyataannya PDAM belum menjangkau banyak area bahkan di kota besar sekalipun. Rizka Putri dan Lailatul Sa'diyah mengajak masyarakat Strenkali Surabaya untuk menjernihkan dan menetralisir air sungai dengan pohon kelor. Pohon ini banyak dan murah bukan? Sebelumnya masyarakat menggunakan kaporit untuk itu, kaporit sangat berbahaya jika salah penggunaan.
Jika resapan air di hutan beton kita buruk, maka suatu saat nanti hal ini bisa saja terjadi di kota-kota besar di Indonesia
Isu-isu di atas berada dalam tema besar air. Isu polusi dan pencemaran air ini belum terpecahkan di Indonesia, air bisa menjadi sumber kehidupan juga bisa menjadu sumber bencana. Ada video berkisah tentang ditenggelamkannya McD, digambarkan secara detail. Video ini merupakan representasi runtuhnya kekuasaan raksasa kapitalis. Isu air yang menarik lainnya adalah Episode III  Enjoy Poverty oleh Renzo Martens (Amsterdam). Warga Kongo menjadi korban propaganda kemiskinan di tanahnya sendiri yang sebenarnya subur dan menyimpan banyak intan juga emas. Renzo mengajak warga Kongo untuk memanfaatkan media fotografi supaya bisa "menikmati" hasil dari tanah mereka sendiri.
Pada perang dunia II Jepang memiliki armada pesawat tempur "Kamikaze" yang sangat mumpuni. Salah satu awak pesawat tempur kamikaze selamat dari peperangan akrena pesawatnya tidak berfungsi. Namun demikian ketika dia sadar bahwa semua temannya telah mengorbankan diri demi negara, ia menyesal telah hidup. Terutama apabila ia mengingat sahabat karibnya. Rasa bersalah atas janji mereka bertemu di Kuil suci yang akan didoakan oleh para raja masih ada hingga 67 tahun berlalu. Kemudian seniman kreator video ini meminta seorang tua lainnya untuk berperan sebagai sahabat karib sang veteran. Si seniman membuat pahlawan perang ini bisa menyampaikan rasa bersalah dan mengungkapkan maafnya. Lalu ia meminta pemeran sahabat tersebut untuk memaafkan dan menguatkan hatinya bahwa ia senang kawannya tersebut masih hidup.
Masalah kaum pekerja di Indonesia. Tinggal jauh dari tempat kerjanya. Waktunya habis di jalan. Beli rumah hanya bisa yang berukuran kecil. Kalaupun tinggal di area yang dekat kota biasanya tak cukup layak, banyak tikus. Lalu mereka juga seringkali terjerat berbagai macam cicilan yang membuat mereka tak bisa meningkatkan kualitas hidupnya.
Pakaian-pakaian ini melambangkan orang-orang yang "disingkirkan" pada geger 1965, sehingga mereka tak ada dalam sejarah
Ini salah satu karya seni Ng Swan Ti berjudul "Kembali ke Flores", ia menceritakan bagaimana kehidupannya sebagai keturunan Tionghoa pada masa orde baru. Ia cukup beruntung karena tak harus mengganti nama. Namun ia mengalami kegelisahan ketika diminta untuk memilih agama dalam kolom KTP nya karena kepercayaannya tak ada dalam 5 agam yang diakui pemerintah kala itu.
Di dalam kawat ini terdapat bendera-bendera beberapa negara yang membangun "tembok"-nya
Jika ditanya apa ciri khas Indonesia, kalian akan menjawab apa? Saya sendiri bingung. Haruskah saya menjawab keanekaragamannya? Inilah identitas Indonesia, berbagai ornamen rumah dari rumah-rumah adat suku-suku yang ada di Indonesia didampingkan.

Masalah pertambangan tak hanya polusi dan raksasa-raksasa korporasi. Para penambang perorangan pun saling sikut-sikutan dan memiliki kepelikan masalah tersendiri.
Ini adalah karya seniman Aceh yang mengangkat tema bagaimana slogan bangsa tersebut menjadi luka bagi Aceh, yang dikeruk sumber daya alamnya namun mendapatkan timbal balik minim dari kontribusinya ketika zaman orde baru.
1001 Pulau: Pulau Yang Paling Lestari di Nusatara oleh Tita Salina (Jakarta). Tita bersama nelayan lokal mengumpulkan sampah-sampah dari Muara Angke dan Pantai Indah Kapuk yang merupakan area pembangunan Tanggul laut Garda Raksasa. Tita menghubungkan isu reklamasi dan peruntukan lahan dengan masa depan nelayan tradisonal 
Masyarakat Minangkabau dikenal memiliki tradisi merantau untuk kembali lagi ke daerahnya ketika sudah sukses. Namun kenyataannya banyak perantau yang tak mau kembali ke desanya. Foto ini menggambarkan sebuah desa atau di Ranah Minang disebut dengan Nagari, yang ditinggalkan kaum mudanya dan bagaimana kehidupan orang-orang yang tersisa di sana.
Karena dekat dengan foto desa yang ditinggalkan tadi, saya menginterpretasikan ini adalah lukisan kopi kawa daun, kopi khas minang. Biasanya para lelaki minang suka berkumpul untuk menikmati kopi sambil bermain kartu domino atau sejenisnya.


Ini adalah Kedutaan untuk masayarakat Aborigin di Australia. Ya, di tempat asal mereka sendiri bahkan mereka sangat memerlukan kedutaan untuk membela hak-haknya. Mereka tidak memiliki hak milik atas tanah. Padahal yang menduduki Australia sekarang adalah pendatang dari Inggris bukan? Penduduk Australia masa kini tak ingat lagi bagaimana sejarah masyarakat Aborigin yang merupakan penduduk asli menjadi terpinggirkan. Mereka menganggap orang Aborigin hanya bisa mabuk-mabukan. Ada bagian dari video ini yang menyindir bagaimana sejarah diubah agar penduduk Australia lupa dengan penduduk aslinya, Aborigin.
Karya-karya  di atas menyinggung isu kedua, tentang sejarah yang menjadi refleksi bagaimana dampak masa lampau pada masa kini dapat membentuk perilaku masyarakat. Isu sejarah yang ditampilkan tidak hanya masalah yang di Jakarta saja, tapi juga di daerah lainnya dan bahkan
dunia. Dari masalah sosial, politik, kekerasan dan bahkan masalah personal, semuanya ada.

Pontianak Bab Satu: Matahari Menguak Awan Kelabu karya Yee I Lan (Kuala Lumpur). Pontianak adalah nama lain Kuntilanak. Seram ya. Inilah yang membuat post ini tak kunjung selesai karena saya hanya punya waktu senggang di malam hari. Takut banget setiap melihat foto ini. Dalam urusan reproduksi perempuan baisanya selalu salah. Ketika ia memutuskan untuk tidak memiliki anak maka dianggap menyalahi kodrat. Ketika ia mencoba namun takkunjung mendapat anak, ia dianggap gagal. Disitulah asal muasal adanya kuntilanak di Sabah. I Lan menggunakan media fotografi untuk mengangkat tema kuntilanak, dimana budaya patriarki dilanggengkan dalam cerita itu. Lewat tiga layar, I lan menampilkan percakapan perempuan muda tentang peran yang dibebankan pada mereka. Kuntilanak dianggap sebagai simbol bahwa setiap jengkal tubuh perempuan tak pernah lepas dari tuntutan sosial, politik, agama dan norma setempat. Kuntilanak menjadi representasi perempuan anti hero yang dicintai sekaligus ditakuti. Video ini menimbulkan persepsi berbeda mengenai peran perempuan sabagai istri dan ibu rumah tangga pada tiap penontonnya. Pada karya berikutnya ia akan mengangkat asal muasal hantu-hantu perempuan lainnya. Serem binggit T^T
Bintang pada poster ini adalah si seniman itu sendiri. Ia berasal dari Turki dan sering merasa dilecehkan saat berada di tempat terbuka atau keramaian. Ia pernah mencoba mengenakan pakaian tertutup bahkan menggunakan cadar, namun tetap saja ia mendapat perlakuan yang melecehkan. Kemudian saat ia diminta mengisi Jakarta Biennale, ia pun belajar pencak silat dan membuat karya imajinasi Furious Series yang menggambarkan bagaimana seorang wanita cantik bisa juga menjadi seseorang yang sangat tangguh atau bahkan super hero.
Isu terakhir adalah tentang gender, yakni feminisme dan LGBT. Isu ini masih cukup sensitif dan seolah tabu untuk dibahas di masyarakat kita ya. Jadi saya hanya mengunggah isu feminisme-nya saja.
Ini merupakan papan nama usaha kecil yang ada di Jakarta, kebanyakan dibuat sendiri atau dibuat oleh Saudara si empunya. Papan nama ini diminta oleh Jakarta Wasted Artist untuk kemudian diganti dengan papan nama yang baru, lalu papan nama yang lama dipajang di event ini.
Yang di pojok kiri itu saya ya^^
Masih banyak hal-hal menarik di Jakarta Biennale. Tentu saja tidak bisa saya unggah semuanya. Hal-hal yang saya sampaikan di sini adalah yang paling mengena di benak saya. Pameran ini nggak seserius cerita saya ini lho, kebanyakan pengunjung malah datang ke sini hanya untuk berfoto ria saja. Apapun tujuanmu, sempetin ke sini deh, a very worth event to visit. Dengan tanpa ekspektasi saya justru mendapatkan banyak sudut pandang baru tentang sejarah, kebijakan pemerintah dan feminisme. Bahkan saya baru tahu tentang masyarakat Strenkali yang luar biasa bisa mengatur dirinya sendiri itu dari sini. Salam :)

Ps. Jika berkunjung ke sini pakailah pakaian yang nyaman dan menyerap keringat karena ruangannya tidak ber AC.

Gudang Sarinah
Jl. Pancoran Timur II no. 4
Jakarta Selatan 12780

Event Report: Launching UNIQLO x Hana Tajima Spring Summer 2016

$
0
0
Sebelum intip mengintip koleksi kolaborasi Uniqlo dengan Hana Tajima, saya pengen sharing dulu nih tentang Modest Wear. Kebetulan di awal event ini ada talkshow dengan pembicara Mba Petty S. Fatimah, Editor in Chief Femina Magazine juga Natasha Rizky dan Marissa Nasution. MC acara ini Mba Ari Kirana berhasil membawa acara ini segar dengan joke-joke-nya, Mba Ari menggali beberapa hal penting tentang modest wear dari Mba Petty yang saya rangkum di paragaraf berikut.

Modest wear sudah lama dikenal oleh bangsa-bangsa di dunia. Modest wear mengacu pada pilihan busana yang "appropriate," yang tidak akan jadi perbincangan orang ketika mengenakannya. Saat ini modest wear muncul kembali ketika busana muslim populer di seluruh dunia. Permintaan busana muslim semakin banyak. Meski sebenarnya modest wear selalu ada, namun sekarang semakin "kelihatan" karena banyak ditampilkan oleh teman-teman yang berhijab. Modest wear sebenarnya bajunya biasa, tidak selalu busana muslim, tapi bisa diaplikasikan oleh teman-teman yang berhijab.

Marissa yang tak mengenakan jilbab pun merasa dekat dengan modest wear karena ia bisa memakainya ke kantor. Modest wear itu lebih sopan, lebih tertutup namun terlihat elegan sehingga terlihat lebih mature. Pilihan busananya dari koleksi UNIQLOxHanaTajima SS16 di atas didasarkan pada fungsi pakaian itu yang bisa dikenakannya sejak bangun tidur hingga malam hari. Oleh karena itu, kenyamanan menjadi faktor penting baginya mengingat cuaca di Indonesia cukup panas. Marissa sangat setuju dengan apa yang dikatakan Hana Tajima tentang koleksi ini: It's a Life Wear, pilihan pakaiannya bisa untuk semua, baik untuk yang berhijab maupun tidak. 

Natasha Rizky senang dengan modest wear karena bisa dipakai oleh yang berhijab maupun tidak. Bahkan bisa dipakai ke acara formal karena simpel. Faktor terpenting dari modest wear menurutnya adalah tertutup dan sopan. Juga harus santun dan tidak ketat. 

Menurut Mba Petty, modest wear di Indonesia masih akan terus berkembang. Jika saat ini hendak berbisnis pakaian, pilihlah plan bisnis modest wear. Pasarnya besar. Urutan konsumen terbesar di dunia yang pertama dipegang oleh Turki, lalu Uni Emirat Arab, dan nomor tiga oleh Indonesia. Kenapa Indonesia? Karena penduduknya banyak dan mayoritas beragama Islam. Potensi pasar busana muslim maupun modest wear menurut data BPS sampai 2020  kira-kira konsumernya sekitar 20 juta. Indonesia itu sangat unik. Budaya berpakaian santun sudah diterapkan sehari hari apapun agamanya. Karena di Indonesia banyak acara dan kegiatan sehari hari yang menuntut berpakaian sopan. Sopan dan santun sudah menjadi bagian dari karakter. Jadi modest wear akan selalu dibutuhkan.

Saat ditanya mengenai perkembangan modest wear untuk yang tidak berjilbab, Mba Petty menjawab bahwa modest wear sekarang, dalam hal ini yang kita bicarakan koleksi UNIQLO x Hana Tajima ini tidak ditujukan untuk kalangan tertentu. Tapi memang sangat mudah diaplikasikan untuk yang berhijab. Semua akan mendapatkan keuntungan dengan munculnya modest wear. Jika kita lihat di dunia, semakin banyak brand besar yang membuat modest wear karena mereka melihat pasar yang sangat besar pengguna modest wear baik yang berhijab maupun yang tidak. Tokoh wanita dunia yang selalu berpakaian tertutup/modest misalnya Amal Clooney dan Kate Middleton bisa menjadi panutan wanita lain untuk berpakaian demikian.

Ternyata menurut suatu penelitian, perempuan Indonesia yang mengenakan hijab menganggarkan Rp 500 ribu s.d. Rp 1 juta khusus untuk berbelanja pakaian. Mba Petty melihat adanya keinginan dari teman-teman yang berhijab untuk bisa berpakaian seperti biasa, tidak mengganti dengan abaya dan sejenisnya meskipun itu boleh. Modest wear memberikan jembatan untuk itu. Asalkan untuk yang berhijab seperti kata kedua perempuan cantik ini, baju yang digunakan harus loose dan tertutup. Ada survey lagi nih di tahun 2015 lalu, ternyata perempuan Indonesia sangat cerdas dalam berbelanja. Mereka membeli busana untuk memenuhi kebutuhan fungsi dan estetika, jadi bukan hanya unuk menutup tubuh tapi juga apakah busana yang dibelinya akan membuatnya keren atau tidak ketika dikenakan. Selain itu juga perlu disesuaikan apakah cocok dengan bentuk badan dan kepribadian kita.

Nah, cukup sudah kutip mengutipnya. Sekarang kembali ngomong atas nama diri sendiri. Saya suka banget dengan perkembangan modest wear yang kembali bangkit. Apalagi bangkitnya karena didongkrak trend fashion busana muslim. Saya senang dengan mendunianya modest wear, semoga perempuan berjilbab tak lagi dipandang berbeda di negara-negara yang agama mayoritasnya bukan Islam. Saya senangnya bukan pada bagian bisa belanjanya ya, karena I can't afford it. Seperti kata Sophia Amorusso "money look better in the bank." Haha. Meski begitu kita tentu harus berpakaian yang pantas. Jadi girls, kita emang harus pintar dalam urusan belanja. Saya cukup kaget dengan hasil survey penganggaran belanja wanita berjilbab di atas. Banyak juga ya. Kalian segitu juga kah belanja bulanan untuk pakaiannya girls? Atau lebih kali ya? Soalnya kata Mba Petty tadi banyak yang lebih dari itu. 
Mix and Match Uniqlo x Hana Tajima ala Sonia Eryka
Mix and match UNIQLO x Hana Tajima ala Puteri Hasanah
dua style ala Sonia Eryka ini favorit saya, dari sini jadi punya banyak ide untuk mix and match baju di lemari 
lucky "undian" winner bersama Perwakilan Uniqlo Indonesia dan para pengisi acara
Akhirnya kita bisa lihat koleksi UNIQLO x Hana Tajima juga nih. Kalian pasti pengen tahu range harganya kan? Langsung saya bocorin aja ya, harganya mulai dari 149 K sampai 699K. Pricey atau oke kah menurut kalian? 

Tema koleksi ini "A New Style of Comfort." Duh udah modest, comfort pula, semakin memikat hati para hijabers banget ya? Musenya masih Yuna Zarai. I love both Yuna and Hana! Kreatifitas, karakter kepribadian dan gaya berpakaian mereka sangat menginspirasi. Strong tapi masih girly. Koleksi comfort ini bisa dipakai untuk relax, dressy, active maupun refreshing, semua aktifitas difasilitasi banget nih. Kalau bingung mix and match-nya, bisa tiru padu padan dari Sonia Eryka dan Puteri Hasanah di atas lho. Hana Tajima mengungkapkan kalau kolaborasi ini semakin personal karena ia dan pihak Uniqlo sudah semakin mengenal satu sama lain. Karena makin personal, karya-karyanya makin dekat dengan selera fans Hana nih. Celana dan atasannya didesain flowi dengan material yang nyaman dan adem. Cocok banget dikenakan di Jakarta yang cuacanya tak menentu ini. Palazzo Pants sama outer yang multi fungsi banyak difavoritkan teman-teman saya yang datang di event ini.  Bahkan Sonia Eryka juga mengungkapkan kalau palazzo pantsnya sangat pas dengan postur perempuan Asia.
Datang ke launching sama teman-teman Indonesian Hijab Blogger. Me- Amuth Mba Witha - Anggi
Langsung survey ke Uniqlo di Lotte Shopping Avenue 
Wish list kamu yang mana girls? Apakah hijab instan ala Hana Tajima ini?
Mau intip-intip berapa harganya dan detail dari tiap koleksi Uniqlo x Hana Tajima season ini? Silakan klik di sini untuk langsung meluncur ke web Uniqlo! :)

Wear Knitted at Floating Market Lembang

$
0
0
Assalamaulaikum, 

Hari Sabtu nih, artinya jadwal saya untuk posting tentang aktifitas main di luar atau di taman. Kali ini saya mau share tentang salah satu tempat makan dan wisata keluarga di Bandung, yakni Floating Market Lembang. Ini pertama kalinya saya mengunjungi sebuah pasar terapung. Saya mengira Floating Market Lembang hanya berupa tempat makan dengan aneka pilihan kuliner yang mengapung di atas air. Tapi ternyata apa yang saya dapati lebih dari itu.
Floating Market Lembang memang tidak seperti pasar apung di Kalimantan Selatan. Di Kalsel pasar apungnya terjadi secara alami karena kondisi wilayahnya yang banyak memiliki sungai besar sehingga aktifitas jual beli dilaksanakan dari atas perahu di tengah sungai. Di Floating Market Lembang, para penjual beneran di atas perahu lho jualannya. Namun para pembeli tidak perlu repot-repot naik perahu juga untuk dapat menikmati kuliner yang mereka tawarkan. Kita hanya perlu mendekati perahu penjual dari pinggir area danau. Perahu para penjual memang ditambatkan supaya selalu berada di tepian dan memudahkan pembeli untuk melihat-lihat atau berbelanja.

Sebelum menikmati aneka kuliner yang menggiurkan, kami (karena tentu saja saya tak sendiri), memilih untuk keliling-keliling dulu karena belum terlalu lapar. Awalnya kami hanya ingin melihat seperti apa wujud pasar apung, kami berkeliling dari area makanan hingga ke area permainan air yang banyak dikerumuni anak-anak. Dari situ kami melihat sepasang muda-mudi masuk ke sebuah jalan setapak. Karena curiga dengan apa yang mereka lakukan, karena penasaran ada apa di balik jalan setapak itu, maka kami mengikuti mereka. 
Jalan setapak ini rasanya seperti halaman belakang rumah orang. Ada peralatan memasak tradisional yang sedang tidak dipakai. Keluar dari situ, ternyata ada hamparan sawah yang hijau di depan kami. Sontak senyum kami pun mengembang. Merasa dekat dengan alam bagi siapa saja yang sering harus menghabiskan waktu di dalam gedung tentu menenangkan hati bukan? Itulah yang membuat kami tersenyum. Sawahnya kering, jadi kami bisa berjalan di pematang sawah tanpa mengotori sepatu dan sandal yang kami pakai. Di dekat sawah banyak wahana permainan juga. Bahkan ada angklung yang bebas kita mainkan.
Apa yang saya lakukan di sana? Banyak mengambil foto, banyak minta difotoin. Oiya tentang foto dan difotoin ini saya masih punya PR nih. Saya tuh sering ngomong tanpa dipikir. Jadi kadang ketika sudah difotoin saya nggak sengaja bilang "Ih jelek nih, fotoin lagi dong." Ternyata ngeselin ya kalau ada yang bilang begini. Kita kan memang bukan fotografer profesional, jadi wajar aja kalau hasil fotonya jauh dari sempurna kan? Namun ternyata saya juga kadang ngomong begitu, meski maksud saya yang jelek itu sayanya, bukan hasil fotonya. Kayaknya lebih enak kalau bilangnya " boleh minta foto lagi nggak, di sebelah sini kayaknya lebih bagus?" Lalu bergeser dikit dari area sebelumnya, maka fotografer yang kita paksa mengambil foto tak akan kezel sama kita dan semoga ikhlas + semangat motoin kita lagi. Lain kali akan saya coba trik ini. 
Banyak hal-hal unik di taman-taman di sana. Ada berbagai patung hewan yang dibuat dari kayu namun diletakkan sesuai habitat hewan aslinya. Lalu ada pot-pot bunga yang terbuat dari tempat sampah namun sangat cantik karena dicat warna warni dan digantung di tembok. Bahkan ada rumah berarsitektuk Eropa di tengah danau. Tersedia kereta mini dan becak mini untuk anak-anak, juga wahana permainan lain dan bahkan ada juga kandang-kandang hewan seperti kelinci, angsa dan ikan-ikan berwarna warni yang akan mengerumuni orang yang memberi mereka makan. Anak-anak kota pasti suka sekali melihat hewan-hewan itu. 

Tempat ini memang sangat cocok untuk wisata keluarga bersama anak. Namun meskipun saya belum punya, saya nggak mau ketinggalan berkunjung ke sini. Saya bisa menikmati jalan-jalan di sini (jalan kaki adalah kemewahan bagi saya), dengan pemandangan cantik nan romantis (abaikan kereta mini becak mini dan permainan anak-anak maka akan terasa romantis :p), dan udara yang sangat segar. Plus dapat banyak foto keren dan bisa nyobain aneka kuliner asyique. Jadi kaum single, kalian tak perlu menunda hingga punya keluarga sendiri untuk ke sini. Just come and enjoy it! Bahkan tempat ini sebenarnya enak banget untuk bengong-bengong sendiri, but please don't do this, khawatirnya kalian akan jadi tontonan anak-anak jika melakukannya. 
Untuk berbelanja makanan di Floating Market Lembang, kita harus menukarkan uang dengan koin. Sayangnya koinnya nggak bisa diuangkan kembali. Kalau belum yakin mau makan apa atau anak-anaknya belum terlihat tertarik nyobain suatu permainan tertentu, sebaiknya tukarkan saja dengan nominal kecil saja dulu. Untuk minumannya, kita bisa menukarkan voucher yang didapatkan di tiket masuk dengan minuman panas yang cocok sekali dengan udara sejuk Lembang, misalnya coklat panas, teh, kopi dan sejenisnya. Bisa juga ditukarkan dengan softdrink. Jika lebih suka cita rasa tradisional, ada pilihan es cendol, bajigur dan teman-temannya. Makanan yang saya coba di sana adalah Empal Gentong. Rasanya cukup enak, kuahnya cukup nendang tapi sayang porsinya dikit, jadi nagih. Lalu kami jajan mendoan dan pisang goreng srikaya. Apa aja jadi terasa lebih enak di udara dingin setelah berlelah-lelah jalan kaki. Apalagi yang anget-anget dan berkuah.
Knit Jumper H&M, Jeans H&M, Saddle Bag ZALORA
What to wear:
Untuk yang tak tahan dingin sebaiknya menggunakan pakaian yang cukup tebal. Bisa pilih jaket, sweater atau cardigan. Saya sendiri memilih knitted jumper andalan yang nggak malu saya pakai berkali-kali saking cintanya sama dia. Hehe.

Gunakan bawahan yang memudahkan kita bergerak, karena akan banyak berjalan kaki di sana. Jika menggunakan rok sebaiknya pilih yang A line. Celana jeans atau kulot/palazzo pants akan cocok sekali untuk dipakai ke sini.

Sneakers dan flat shoes bisa jadi pilihan untuk jalan-jalan di Floating Market. Sebaiknya tidak usah memakai high heels atau wedges karena akan melelahkan dan ngeri kepleset. Sandal dan flipflops juga bisa jadi pilihan untuk yang tak khawatir kakinya sedikit terpapar udara dingin. 

Jilbab? Just wear what you want to wear which suit with your style. 

Happy weekend good people :)

Notes:
Tiket masuk Senin-Minggu: Rp 15.000 (include softdrink voucher)
Parkir Motor / Mobil: Rp 3000/ Rp 5000

5 Pilihan Dress Muslimah untuk ke Pesta

$
0
0
Assalamualaikum,
Blog ini tidak sesering bulan lalu update-nya. Ini karena saya sedang skripsi. Mohon doanya ya supaya lancar hingga lolos sidang skripsi dan sidang kompre nanti. Harus lulus tepat waktu nih, di kampus saya sistemnya drop out jika tidak bisa tepat waktu. Karena terlalu banyak menggunakan otak kiri, saya pengen refreshing dikit nih sekalian update blog. Yuk kita bahas tentang pilihan dress muslimah untuk ke pesta. Di sini yang dimaksud pesta lebih ke arah kondangan ya, soalnya rasanya sebagai muslimah cukup jarang menghadiri suatu pesta selain kondangan. 

Saya memilih beberapa dress yang relatif simpel namun akan membuat si pemakainya tampil elegan. Selain itu saya juga memilih dress yang tidak menyulitkan untuk berjalan. Soalnya saya kurang suka dengan dress yang membuat kita sulit berjalan, apalagi saat memakai heels.

Lace Dress
Siapa tak suka lace? Mungkin ada yang nggak suka karena gerah saat dipakai ya? Tapi bisa diatasi dengan memilih bahan kain inner yang nyaman di kulit, sehingga tidak panas. Kualitas dan jenis bahan lace juga menentukan bikin gerah atau nggaknya saat dipakai. Saya suka sekali lace dress-nya Ayu Dyah Andari. Mba Ayu sering kali men-design dress yang mengembang di bagian bawahnya, cocok dengan selera saya. Selain itu kualitas material yang dipilihnya selalu oke. Tak heran banyak sekali yang suka koleksinya. Jika merasa harga dari brand ini terlalu mahal, kita bisa membeli kain sendiri dan membawanya ke penjahit langganan sehingga koleksi pakaian berbahan lace tak lagi cuma kebaya saja. Ria Miranda dalam JFW 2016 Oktober lalu juga menampilkan pilihan dress berbahan lace yang mengangkat motif kain tradisional Sumatera Barat yang merupakan ciri khas karyanya.
Batik Dress
Rasa-rasanya tiap orang punya batik ya. Namun kalau dress batik muslimah, mungkin tak semuanya punya. Rekomendasi saya jatuh pada karya The Rainbow Queen, Dian Pelangi. Batik jumputan yang dikreasikan ini merupakan salah satu koleksi Coidentity yang ditampilkan pada JFW 2016 Oktober lalu. Design bajunya bisa dijadikan acuan jika ingin membuat sendiri. Namun bagi penggemar brand Dian Pelangi tentu akan lebih suka membelinya langsung di butik DP.
Kaftan
Meskipun kaftan tak lagi sebooming ketika Princess Syahrini memakainya, namun masih wearable dan tak akan membuat kita terlihat ketinggalan trend kok. Kaftan masih bisa dijadikan pilihan untuk menghadiri undangan pesta. Kaftan yang saya tampilkan pertama adalah Lace Kaftan dari Ayu Dyah Andari. Lalu yang kedua adalah kaftan dari Jenahara. Ya, Kak Jenahara selalu sukses membawa warna hitam dan putih di level yang jauh lebih tinggi.
Casual Dress
Meski casual, nggak melulu terkesan "biasa," bisa juga kok membawa kesan elegan. Enaknya mengoleksi dress casual ini bisa dipakai di event lain selain pergi ke pesta atau kondangan. Dipakai ke mall pun masih oke. Nah di sini saya menampilkan beberapa dress casual dari designer favorit saya. Pertama koleksiClassifo dari Ria Miranda. Dress ini bisa dijadikan pilihan selain karena sangat nyaman juga karena motif bunga besar-besar sedang menjadi trend saat ini. Lalu dress dari Miss Marina yang selalu menampilkan dress-dress feminin yang menggoda bisa juga dijadikan pilihan sebagai koleksi. Outer ternyata bisa mempermanis tampilan dress. Nah, bagi yang kurang suka warna-warni, tentu kalian dapat memilih dress dari koleksi Jenahara Albinism Melanism yang berwarna hitam putih.
Kebaya
Pilah-pilih kebaya muslim memang harus ekstra hati-hati. Sebisa mungkin jangan yang terlalu ketat dan jangan sampai menerawang. Di sini saya menampilkan kebaya karya Didi Budiarjo yang ditampilkan dalam pameran bertajuk Pilgrimagepertengahan tahun lalu. Kebaya ini cukup sopan untuk dikenakan perempuan berjilbab, meskipun bukan dress ya, hehe.
Tahun lalu kebaya kutubaru menjadi trend. Jika teman-teman ingin mencari kebaya kutubaru tapi kesulitan karena tak punya waktu atau tinggal di luar Jakarta, jangan khawatir. Saya sempat melihat beberapa referensi kebaya di Zalora. Di link tersebut terdapat beberapa pilihan kebaya kutubaru maupun kebaya berbahan lace yang berlengan panjang. Nah, bagi yang sedang mencari kebaya, bisa segera meluncur ke sana. Happy Shopping!

Bagi yang punya ide outfit untuk kondangan lainnya yang berupa dress ataupun bukan, feel free to comment ya. Masukan kalian bakal jadi referensi juga buat saya. :) 
Viewing all 249 articles
Browse latest View live